Dear, u.
Sapardi bilang kenangan adalah fosil. Ia tidak akan menjadi abu. Ia membuat jarum jam bergerak berlawanan. Aku rasa itulah yang sering terjadi padaku. Meski tak punya mesin waktu, aku dan sebuah portal bernama kecerobohan sering membuat pembuktian-pembuktian atas semua sihir Sapardi.
Aku tahu, kamu tidak mengenal Sapardi sebaik aku. Kamu bahkan tidak mengenal aku sebaik aku mengenalmu. Di antara rimbunan sepi, kenangan tentangmu luruh. Aku ingin membantai dan menewaskan semua kisah yang pernah ada. Akan tetapi itu tidak adil bagi hari kemarin yang sudah begitu bijak memberiku pelajaran berharga.
Besok, ketika hujan pertama turun di hari pertama kamu kembali, aku ingin menitipkan kata-kata. Kata-kata yang kutimang-timang sepanjang perjalanan sunyi penuh sejarah. Jangan mengelabukan fakta dengan asumsi pribadimu. Kita sudah kerap menyerah pada sisi harapan yang paling jelaga.
Untuk kamu, terima kasih banyak. Luka yang kamu ngangakan membuat aku lebih peka agar tidak membuat luka serupa pada yang lain.