Segelas coklat hangat sambil mendengarkan lagu kesukaan sehabis mengepel lantai adalah hadiah simpel yang berefek menenangkan sekaligus meningkatkan hormon bahagia. Boleh juga ditambah sepiring spageti. Sesaat kemudian kita pun akan merasa segar dan bersemangat mengerjakan pekerjaan selanjutnya. Jika pekerjaannya cukup berat, kita bisa menaikkan level hadiahnya sesuai anggaran yang ada lho ya. Misalnya, belanja skincare sehabis membersihkan gudang belakang rumah!
Rabu, 28 Maret 2018
Tidak semua
keluarga memiliki asisten rumah tangga di rumahnya. Pada umumnya, masyarakat
menjadikan pekerjaan rumah tangga seakan-akan menjadi tanggung jawab dan beban
istri atau ibu. Hal ini kadang terasa sangat menjengkelkan bagi sebagian wanita.
Padahal, mengerjakan pekerjaan rumah tangga merupakan salah satu hal biasa yang
akan membuat wanita bahagia seperti yang pernah diulas dalam artikel “7 Hal
Biasa yang Membuat Wanita Bahagia.”
Hanya saja,
sebagaimana iman, ia pun mengalami yang namanya turun-naik. Hari ini semangat
senang suka ria besok bisa jadi tidak semangat.
Berikut 7 tips
agar selalu semangat mengerjakan pekerjaan rumah tangga versi Tatirah.
Niat
Merasa malas dan
gampang bete saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Coba cek niat. Dalam
segala hal, niat adalah faktor penentu keberhasilan yang paling utama. Kalau
tidak memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, tentu saja tidak akan ada pekerjaan yang dikerjakan dengan baik. Niat-niat
yang suci akan membuat diri lebih bersemangat mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Menyandarkan segala pekerjaan rumah tangga sebagai ibadah akan
melapangkan hati saat bekerja dan pekerjaan pun akan teras lebih ringan.
Warna dan
Aroma Kesukaan
Kurang semangat
ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga? Cek peralatan pendukung. Peralatan
pendukung pekerjaan tidak perlu mahal dan lengkap. Belilah peralatan sederhana
dan secukupnya dengan warna senada yang sesuai dengan warna favoritmu. Sapu
ijuk bergagang pink atau ungu, pengki warna senada, serta pel lantai, tempat
sabun, ember dan lain-lain dengan warna kesukaan. Warna-warna kesukaan akan
mempengaruhi hati kita saat bekerja. Jika tidak terlalu fanatik dengan satu
warna atau tidak punya warna favorit, pilih warna cerah yang dapat memberi efek
semangat seperti merah tua, kuning atau orange.
Efek seperti pada
warna berlaku pula pada bau. Aroma atau bau-bauan tidak asing lagi sebagai
bagian dari terapi penyemangat. Jika tidak ada masalah alergi dengan salah
seorang anggota keluarga, pakailah aroma atau bau-bauan dengan varian bau yang
dapat memberikan efek segar dalam rumah misalnya aroma lemon, green tea, apel,
citrus, amber, floral, lavender dll. Pemilihan aroma kesukaan ini dapat
diterapkan pada pembersih lantai dan kloset, sabun cuci piring, deterjen, sabun
mandi, sampo, atau pengharum ruangan.
Sedikit tapi
rutin
Pekerjaan rumah
tangga akan lebih baik dikerjakan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu rutin
dan teratur selama tidak ada gangguan berarti. Jika selama ini menyetrika
seminggu sekali, itu artinya menumpuk setrikaan di akhir pekan. Sesekali
cobalah menyelipkan jadwal menyetrika di
hari Rabu atau Kamis dan rasakan perbedaannya. Begitu pula dengan
mengepel dan menyapu. Lakukan ini setiap hari ketika mengawali hari atau ketika
mengakhiri hari. Begitu pula dengan mencuci piring dan peralatan masak. Lebih
baik mencuci piring setiap selesai memakainya. Membiarkannya menumpuk hanya
akan membuat kita frustasi.
Kerja Harmoni
Beruntung kita
hidup di zaman now. Sudah banyak alat canggih yang dapat membantu
meringankan pekerjaan rumah tangga menjadi lebih efektif dan efisien. Mesin
cuci misalnya, kehadirannya membuat kita bisa mencuci pakaian sambil mencuci
piring bahkan sambil memasak. Pada generasi terbaru, kita malah bisa mencuci
sambil tidur. Catatan penting: peralatan yang dibeli harus sesuai anggaran ya!
Jangan besar pasak daripada tiang. Oiya, yang dimaksud kerja harmoni di sini
adalah mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam waktu bersamaan. Saat
menggoreng ikan misalnya, daripada bengong memandangi muka ikan yang sedang
proses menuju siap santap, lebih baik kita sambil mencuci peralatan kotor bekas
membumbui ikan tadi. Daripada bosan menunggu lantai kering habis dipel sebelum
digelari karpet, lebih baik menjemur pakaian yang sudah dicuci.
Daftar Prioritas
Ada kalanya kita
mengalami hal-hal di luar kekuasaan atau di luar perencanaan kita. Tidak usah
panik. Susunlah daftar prioritas. Kerjakan satu per satu dari yang paling
penting untuk segera dilakukan. Dahulukan kepentingan anak-anak dan anggota keluarga
lain yang tidak bisa mengerjakan pekerjaannya sendiri (manula dan yang lagi
sakit misalnya). Kerjakan pekerjaan rumah yang kalau tidak kita kerjakan bisa
memrugikan dan membahayakan orang serumah (:membersihkan pecahan kaca,
mengeringkan lantai yang basah, mengangkat jemuran ketika hujan, memberi minum
obat pada anak, memasak, dan seterusnya).
Rapikan
Peralatan
Ini sepertinya sepele tapi sangat penting. Ya, selalu merapikan peralatan
yang sudah selesai dipakai dan meletakkannya di tempatnya akan sangat membantu ketika
kita akan memerlukannya kembali. Tempatkan peralatan pada satu pojokan atau rak
yang dipercantik dengan aneka hiasan dan warna kesukaan kita. Sekarang sudah
banyak contoh kreasi tentang ini yang bisa kita cari di internet. Kita juga bisa
menambahkan kalimat-kalimat motivasi di dekatnya.
Hadiahi diri
Jangan lupa
menghadiahi diri sendiri setiap selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Reward
ur self istilahnya. Tidak perlu yang mahal dan mewah.
Segelas coklat hangat sambil mendengarkan lagu kesukaan sehabis mengepel lantai adalah hadiah simpel yang berefek menenangkan sekaligus meningkatkan hormon bahagia. Boleh juga ditambah sepiring spageti. Sesaat kemudian kita pun akan merasa segar dan bersemangat mengerjakan pekerjaan selanjutnya. Jika pekerjaannya cukup berat, kita bisa menaikkan level hadiahnya sesuai anggaran yang ada lho ya. Misalnya, belanja skincare sehabis membersihkan gudang belakang rumah!
Segelas coklat hangat sambil mendengarkan lagu kesukaan sehabis mengepel lantai adalah hadiah simpel yang berefek menenangkan sekaligus meningkatkan hormon bahagia. Boleh juga ditambah sepiring spageti. Sesaat kemudian kita pun akan merasa segar dan bersemangat mengerjakan pekerjaan selanjutnya. Jika pekerjaannya cukup berat, kita bisa menaikkan level hadiahnya sesuai anggaran yang ada lho ya. Misalnya, belanja skincare sehabis membersihkan gudang belakang rumah!
Nah, gampang,
kan. Selamat mencoba! [] Nai
Sabtu, 17 Maret 2018
Operasi Pemasangan Grommet: Kisah Mendebarkan Seputar Pengobatan
Telinga
Sudah pernah mendengar istilah
operasi grommet? Operasi pemasangan grommet tepatnya. Jika kamu bukan dokter
spesialis THT kujamin kamu bakal mengernyitkan dahi kebingungan, kecuali kamu
atau orang dekatmu pernah mengalaminya. Seperti itulah reaksi pertama kami,
ditambah cemas, gundah, was-was, takut, bercampur sedikit harapan akan
kesembuhan anak kami, ketika pertama kali dokter THT kami yang cantik
mengeluarkan statement tersebut.
Ceritanya lengkapnya begini,
Hari itu, anak bungsuku yang berusia 8 tahun untuk kesekiankalinya mengeluhkan
pendengarannya yang berkurang.
Sebelumnya, dia sebenarnya sudah sering menunjukkan gejala bermasalahnya pendengarannya. Hanya saja, kami kurang begitu serius menanggapinya (aku meminta ampun kepada Tuhan berkali-kali atas kekhilafanku yang satu ini). Misalnya, kalau diajak bicara ia selalu meminta lawan bicara mengulang kalimat berberapa kali sambil memiringkan kepala ke arah yang lebih dekat dengan lawan bicara.
Indikator lain sebenarnya ada pada seringnya dia memutar televisi dengan volume yang kencang, yang semula kupikir ini bagian keseruan anak-anak saja. Ia juga pernah mengeluhkan ada bagian yang sakit di telinganya.
Waktu itu kamipun membawanya ke dokter anak. Setelah memeriksa anakku, dokter menyimpulkan sakit telinganya hanya karena pilek dan itu biasa. Kami menebus resep, pulang, minum obat, selesai. Itu terjadi beberapa kali.
Sebelumnya, dia sebenarnya sudah sering menunjukkan gejala bermasalahnya pendengarannya. Hanya saja, kami kurang begitu serius menanggapinya (aku meminta ampun kepada Tuhan berkali-kali atas kekhilafanku yang satu ini). Misalnya, kalau diajak bicara ia selalu meminta lawan bicara mengulang kalimat berberapa kali sambil memiringkan kepala ke arah yang lebih dekat dengan lawan bicara.
Indikator lain sebenarnya ada pada seringnya dia memutar televisi dengan volume yang kencang, yang semula kupikir ini bagian keseruan anak-anak saja. Ia juga pernah mengeluhkan ada bagian yang sakit di telinganya.
Waktu itu kamipun membawanya ke dokter anak. Setelah memeriksa anakku, dokter menyimpulkan sakit telinganya hanya karena pilek dan itu biasa. Kami menebus resep, pulang, minum obat, selesai. Itu terjadi beberapa kali.
Hingga hari itu, setelah ayahku pulang
dari RS (ayahku opname karena stroke), entah mengapa aku merasa tetiba melek
medis. Aku berniat membawa anakku ke spesialis THT langganan kami. Dokter
cantik dan ramah itu memeriksa, menanya-nanyai aku dan anakku, lalu meresepkan
obat dan memberikan kami sebuah perintah tambahan.
“Gangguan telinga ini akibat pilek, ingus yang tidak bisa dikeluarkan dengan benar menumpuk di telinga. Obat ada dua jenis. Ada obat-obat yang diminum, ada obat yang ditetes di hidung. Kita lihat satu minggu. Kalau belum ada kemajuan, ibu bawa anak ibu ke THT Center di RS XXX, ini saya buatkan surat rujukan untuk tes blablabla (aku belum familiar dengan nama tesnya waktu itu). Setelah itu, bawa ke sini hasil tesnya. Selain itu, anak ibu harus rajin membasuh hidungnya. Dia menunjukkan cara membasuh hidung menggunakan air infuse dan alat suntik. Aku ternganga.
Seumur-umur, baru kali ini aku tahu cairan infuse bisa dipakai untuk membasuh hidung dengan cara dimasukkan ke lobang hidung menggunakan alat suntik.
“Gangguan telinga ini akibat pilek, ingus yang tidak bisa dikeluarkan dengan benar menumpuk di telinga. Obat ada dua jenis. Ada obat-obat yang diminum, ada obat yang ditetes di hidung. Kita lihat satu minggu. Kalau belum ada kemajuan, ibu bawa anak ibu ke THT Center di RS XXX, ini saya buatkan surat rujukan untuk tes blablabla (aku belum familiar dengan nama tesnya waktu itu). Setelah itu, bawa ke sini hasil tesnya. Selain itu, anak ibu harus rajin membasuh hidungnya. Dia menunjukkan cara membasuh hidung menggunakan air infuse dan alat suntik. Aku ternganga.
Seumur-umur, baru kali ini aku tahu cairan infuse bisa dipakai untuk membasuh hidung dengan cara dimasukkan ke lobang hidung menggunakan alat suntik.
“Ini biasa saja, Bu. Sama seperti
pembiasaan cuci tangan pakai sabun,” kilahnya santai kayak di pantai. Dia
seperti menangkap kebengongan kami (aku dan suamiku).
"Coba ibu lihat di Youtube, ada caranya, kalau ibu masih belum paham dengan penjelasan saya tadi” katanya lagi.
"Coba ibu lihat di Youtube, ada caranya, kalau ibu masih belum paham dengan penjelasan saya tadi” katanya lagi.
Sepulang dari dokter, aku
mempelajari tutorial cuci hidung pakai air infuse. Saat mempraktikkannya aku
sempat ragu dan takut. Untunglah anakku sangat kooperatif. Luar biasa,
kembarannya turut membantu.
Seminggu setelah itu, aku perhatikan
belum ada perubahan pada anakku.
Kami segera membawanya ke THT Center untuk dites. Ternyata, nama tesnya adalah tes Audio. Anakku masuk ke dalam ruangan kecil, lalu dipasangi alat semacam headset. Petugasnya sudah memberi petunjuk atau teknis pemerikasaan. Anakku akan mengangkat sebelah tangannya, yaitu tangan yang sesuai dengan sisi telinga yang dapat menerima bunyi. Lagi-lagi aku bersyukur anakku sangat kooperatif. Kutangkap nada cemas di wajah petugasnya. Sepertinya hasilnya akan menjadi kabar buruk bagi kami.
Kami segera membawanya ke THT Center untuk dites. Ternyata, nama tesnya adalah tes Audio. Anakku masuk ke dalam ruangan kecil, lalu dipasangi alat semacam headset. Petugasnya sudah memberi petunjuk atau teknis pemerikasaan. Anakku akan mengangkat sebelah tangannya, yaitu tangan yang sesuai dengan sisi telinga yang dapat menerima bunyi. Lagi-lagi aku bersyukur anakku sangat kooperatif. Kutangkap nada cemas di wajah petugasnya. Sepertinya hasilnya akan menjadi kabar buruk bagi kami.
Petugas menulis-nulis seusatu di
selembar kertas lalu menjelaskan sedikit hal padaku. Intinya, hasil pemeriksaan
anakku jauh di bawah hasil pengecekan kondisi telinga normal. Setelah membayar
biaya pengecekan audio, kami membawa hasilnya ke dr.THT.
“Wah, hasilnya di bawah normal.
Jauh sekali. Coba ibu tes blablabla lagi untuk lebih akurat”
Kami menuruti sabda sang dokter.
Kami kembali lagi ke THT center di RS XXX untuk tes Tympano (ingat-ingat ya
namanya).
Ketika sang dokter melihat hasil tes
tympano, ia terkejut. “Anak ibu sekarang ini pendengarannya seperti para manula
yang kondisi pendengarannya kurang. Ada tumpukan cairan ingus di gendang
telinga. Itu harus dikeluarkan dan dipasangi pipa grommet. Supaya operasi
pemasangannya lancar, anak ibu akan dibius total nantinya.”
Aku dan suami ternganga. Operasi?
Bius total? Kupandangi wajah anakku. Kasihan sekali kamu nak.
“Anak ibu punya kartu BPJS, kan?”
Aku dan suami menggeleng.
“Kalian PNS, kan?”
“Si kembar anak ketiga dan
keempat. Hanya kakak-kakaknya yang sudah terdaftar.”
“Anak ketiga masih bisa. Uruskan
dulu. Setelah itu, ini prosedur selanjutnya… Dokter menuliskan sesuatu.
“Maaf ya dok.. kalau misal..misal
nih dok tidak pakai BPJS, berapa sih biayanya..kisarannya?” tanyaku hati-hati.
Sesaat kemudian ekspresiku berganti menjadi setengah shock mendengar kisaran
angka yang ia sebutkan.
“Tanggal sekian-sekian saya akan
ke luar negeri. Kalau mau operasi dengan saya, berarti harus cepat” sambungnya
ramah. “Tapi sebenarnya tidak masalah kalau operasinya dengan dokter lain. Sama
saja” sambungnya lagi.
Di rumah, aku dan suami
berunding. Kami merasa tidak sreg kalau operasi dengan dokter lain sementara
yang memberi saran operasi dan yang selama ini merawat anak kami adalah dokter
tersebut. Suamikupun ngebut mengurus BPJS anakku. Kami akan berusaha mengejar
kesempatan operasi sebelum dokter baik itu berangkat ke luar negeri.
Perjuangan sesungguhnya baru dimulai
Setelah anakku memiliki kartu
BPJS, kami pun memulai prosedurnya (diawali dengan meminta rujukan dokter
faskes 1 kami). Barulah kami membawa rujukan tersebut ke rumah sakit. Hari itu,
lucu sekali, aku tidak bisa menahan tawa kalau ingat pengalaman ini. Kami sudah
menyiapkan diri untuk menginap di RS. Semua perlengkapan ada dalam mobil. Ya,
bagaimana aku tidak tertawa, ternyata prosedurnya masih sangat panjaaang dan
berhari-hari setelah itu, hehe.
Di rumah sakit, inilah yang kami
jalani.
Pertama-tama, kami harus menuju loket pendaftaran peserta BPJS. Untuk itu kami harus mengambil nomor antrian terlebih dahulu. Kulihat sudah banyak yang duduk di kursi tunggu. Oh, besar sekali angka urutan antrian kami. Pastilah orang-orang yang banyak ini datangnya jauh lebih pagi. Baiklah, mari kita bersabar, ucapku pada diri sendiri. Seorang kakek menyapaku, “Kamu baru ya berobat di sini. Kami sudah lama berobat di sini.”
Pertama-tama, kami harus menuju loket pendaftaran peserta BPJS. Untuk itu kami harus mengambil nomor antrian terlebih dahulu. Kulihat sudah banyak yang duduk di kursi tunggu. Oh, besar sekali angka urutan antrian kami. Pastilah orang-orang yang banyak ini datangnya jauh lebih pagi. Baiklah, mari kita bersabar, ucapku pada diri sendiri. Seorang kakek menyapaku, “Kamu baru ya berobat di sini. Kami sudah lama berobat di sini.”
Beberapa lama kemudian, nomor
antrianku disebut untuk menuju loket sekian. Di loket itu aku mendapat karcis
(demikian kami menyebutnya) untuk ke poli THT. Kami menuju poli THT. Astaga,
antriannya juga banyak betul. Setelah tiba giliran kami, anakku diperiksa oleh
seorang dokter senior didampingi para dokter muda. Dokter itu bilang, hanya
sebelah saja telinga yang perlu dioperasi. Kami bingung. Padahal dokter kami yang
cantik mengatakan kedua telinga anakku bermasalah dan harus dioperasi keduanya.
Di poli itu kami dijelaskan langkah selanjutnya. Anakku harus dirontgen dan cek
lab darahnya. Artinya, besok kami berjuang lagi.
Dalam lift RS kami bertemu dokter
THT kami yang lain. Ya, kami punya dua dokter THT langganan. Keduanya
perempuan. Aku memberanikan diri menyapanya. “Dok, masih ingat kami? Ini si
kembar yang dulu pernah ketulangan lalu dicabut oleh dokter”
Dokter itu tersenyum menyapa
anak-anakku.
“Maaf, dok, boleh bertanya?”
“Maaf, dok, boleh bertanya?”
“Oh, silakan Bu,”
“Dokter tahu operasi Grommet?”
“Ya, tentu saja.”
“Apakah operasi grommet sesuatu yang
biasa atau sesuatu yang wah.. wow..mengerikan atau gimanaa” tanyaku lagi.
“Biasa saja, kok” jawabnya dengan
suara khasnya yang lembut tapi tegas berwibawa.
Pintu lift terbuka. Kami harus
segera keluar. Sampai di situ saja percakapanku, aku merasa tidak puas.
Malamnya, kami pun ke tempat praktik beliau. Hitung-hitung untuk second atau
third opinion.
Dokter itu menjelaskan panjang
lebar. Lalu karena kami terlihat ragu, dia menyarankan cek tympano ulang. Kami
kembali ke THT center RS xxx. Setelah ada hasil, dokter membacanya dan berkata,
“Dari tes ini, malah ada penurunan Bu, kedua telinganya. Sudahlah, ibu pasrah
saja. Berdoa dan berusaha. Teruskan saja prosedurnya.
Untuk cek lab darah dan rontgen,
lagi-lagi kami harus mengantri. Setelah itu, hari selanjutnya kami ke poli anak
dan bagian anastesi. Kami sudah benar-benar pasrah. Dokter sasaran kami sudah
terbang ke luar negeri. Kami harus mempercayai siapapun dokter yang akan
menanganinya. Setelah mendapat jadwal operasi (sebenarnya pada bagian ini
ceritanya masih panjang), kami mencari ruangan. Terkait ini, kami sempat
sedikit rumit. Kami hendak memilih dokter tapi tidak bisa kecuali kami memilih
kelas VIP dengan bayaran yang tidak sedikit.
Operasi dilakukan
Petang Rabu yang basah oleh
hujan, kami memandangi jalanan dari atas jendela RS. Perawat menginstruksikan
agar rambut anakku dipotong agak lebih pendek terutama di bagian dekat telinga.
Sepupuku membawa tukang cukur yang masih kerabat kami. Untuk menjaga kestabilan
emosi, saudara kembarnya mau juga dipotong rambut. Tengah malam perawat masuk
mengingatkan kembali bahwa anakku harus puasa.
Pagi-pagi, kami semua sepakat
tidak ada adegan sarapan demi menyukseskan puasa anakku yang hendak operasi.
Perawat datang memasang infuse. Anakku pun dibawa ke ruang operasi. Lagi-lagi
kami mengantri juga. Hingga tiba giliran anakku. Sesaat setelah obat bius
disuntikkan lewat infuse, aku masih sempat membacakan doa sebelum tidur di
telinganya…
Setelah oporasi selesai dan
anakku siuman. Kami kembali ke kamar. Anakku merengek kelaparan. Lalu dia
muntah beberapa kali. Aku panik.
Untunglah semua berlalu. Kami
pulang dua hari kemudian, dan melanjutkan rawat jalan. Dan inilah takdir Tuhan
selanjutnya bagi kami. Kepasrahan kami sebagai pasien BPJS justru mempertemukan
kami dengan dokter THT senior lainnya yang sangat detail.
Sekilas tentang Grommet
Jadi, grommet itu semacam alat
yang sangat kecil yang dimasukkan dalam gendang telinga.
Gambar asli diambil saat operasi |
Keterangan berikut mungkin bisa menambah penjelasan tentang si grommet. Kuambil dari kamusdotcom.
Setelah batas waktu tertentu, grommet pun harus dicabut kembali.
Nanti akan kuceritakan bagaimana proses pencabutan grommet anakku dan apa yang kami jalani selama grommet dipasang. [] Nai.
tulisan selanjutnya dapat dilihat pada artikel berikut, klik di sini.
Setelah batas waktu tertentu, grommet pun harus dicabut kembali.
Nanti akan kuceritakan bagaimana proses pencabutan grommet anakku dan apa yang kami jalani selama grommet dipasang. [] Nai.
tulisan selanjutnya dapat dilihat pada artikel berikut, klik di sini.
Rabu, 14 Maret 2018
7 Hal Biasa yang Membuat Wanita Bahagia: Refleksi Hari Kebahagiaan Internasional
Nailiya Nikmah
22.10
16 Comments
Majelis Umum PBB telah menetapkan tanggal 20 Maret sebagai hari
kebahagiaan internasional atau International Day of Happiness. Ada beberapa
artikel yang mengupas sejarah ditetapkannya tanggal tersebut sebagai hari
kebahagiaan internasional di dunia maya. Salah satu artikel menarik ada di Voaindonesia.
Dalam artikel tersebut disebutkan tahun 2012, negara kecil di Himalaya, Bhutan,
membujuk Majelis Umum PBB untuk menetapkan hari kebahagiaan internasional. “Di
kerajaan Bhutan, ukuran kualitas hidup dinyatakan dalam GNH (Gross National
Happiness)."
Seberapa penting kebahagiaan untuk dirayakan sebagai sebuah “Hari”
internasional? Akankah memperingatinya memberikan jaminan kita bisa berbahagia
setidaknya pada hari itu? Memperingati hari kebahagiaan internasional memang
tidak lantas membuat kita pasti bahagia. Setidaknya, pada satu haari dalam
setahun kita memiliki momen untuk merefleksikan makna kebahagiaan bagi diri
sendiri dan bagaimana menebar kebahagiaan ke sekitar kita.
Begitu banyak hal yang dapat membuat manusia bahagia. Mulai dari hal-hal
yang berifat materi sampai hal-hal yang tak terdefinisi. Bahagia adalah hal
penting dalam hidup manusia. Sayangnya, masih banyak yang salah kaprah dengan
masalah kebahagiaan. Sebagian orang menganggap kesuksesan dalam hidup akan
membuat manusia bahagia. Hal ini justru berkebalikan dengan fakta tentang
kebahagiaan yang sesungguhnya. Ya, justru perasaan bahagialah yang dapat
mendorong orang mencapai banyak hal terbaik dalam hidupnya.
Ada banyak orang di luar sana yang kerap merasa terhalang untuk berbahagia
karena hidupnya yang tak kunjung mencapai kesuksesan. Jika Anda pikir Anda
salah satunya, mulailah untuk mengubah paradigma Anda tentang kebahagiaan dan
kesuksesan. Mulailah untuk berbahagia setiap hari agar minggu depan atau bulan
depan atau tahun depan Anda akan mencapai sebuah hal terbaik dalam hidup.
Sejalan dengan waktu dan ritme hidup, tiap orang akan menemukan definisi
bahagianya masing-masing. Setiap orang berhak bahagia tapi setiap wanita wajib
bahagia. Terutama wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak, bahagia adalah
hal wajib dalam hidupnya. Ada banyak orang yang menggantungkan kebahagiaannya
pada seorang wanita yang ia sebut istri, ibu, nenek. Jadi, berbahagia adalah
salah satu cara untuk bisa membahagiakan orang lain.
Berikut 7 hal biasa yang membuat wanita berbahagia versi Tatirah:
1. Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga
1. Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga
Wanita pada umumnya memiliki fitrah mengurus pekerjaan rumah tangga. Ketika
pekerjaan tersebut secara wajar dan normal dilakukan, wanita akan merasa
menjadi wanita seutuhnya. Pekerjaan seperti mencuci piring, mencuci dan
menyetrika pakaian, menata perabot, bahkan hal kecil seperti sekadar
menggantungkan pewangi dengan aroma pilihannya di dalam toilet adalah hal biasa
yang akan membuat wanita berbahagia karena telah mengekspresikan eksistensinya.
2. Melihat Anak Tersenyum
2. Melihat Anak Tersenyum
Hal yang paling membahagiakan wanita adalah melihat anak-anaknya tersenyum
dan tertawa riang. Ketika anak-anak tersenyum gembira itu pertanda separuh
dunia sang wanita sedang baik-baik saja.
3. Memastikan Anak-anak Sehat dan Beribadah Sesuai Keyakinan yang Dianut
Memastikan anak sudah menjalankan ibadah sesuai keyakinan yang dianut adalah hal yang membahagiakan seorang wanita. Begitupun dengan hal kesehatan anak. Memastikan anaknya dalam keadaan sehat adalah kebahagiaan utama seorang
wanita. Kadang ini bahkan lebih utama daripada nilai raport yang bagus. Untuk itu,
seorang wanita bahkan ada yang sampai harus menghabiskan uangnya untuk membayar
aneka vaksin dan multivitamin dari dokter spesialis anak terbaik yang ia kenal.
4. Menuliskan Daftar Impian Sebanyak-banyaknya.
4. Menuliskan Daftar Impian Sebanyak-banyaknya.
Tidak peduli apakah daftar itu logis atau tidak, bisa terwujud atau tidak,
menuliskan sekian impian akan membuat hari seorang wanita lebih menyenangkan.
Apalagi kalau ditulis dalam buku diary berdesain cantik. Menulis dan membacanya
ulang akan membuat wanita tersenyum simpul dan rasa bahagia pun akan menjalari.
Secara teori, hal ini bahkan akan membuat sang penulis daftar akan mencapai
impiannya.
5. Bertemu dengan Teman Se-passion
Tak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Setiap orang memerlukan teman
untuk saling berbagi. Bahkan setelah menikah dan mempunyai anak, seorang wanita
memerlukan teman seirama dan se-passion untuk sekadar saling sapa dan
meyakinkan diri, hei aku tak sendiri di jagad raya ini! Di era digital,
pertemuan dengan teman se-passion bahkan tak terbatas dan tersekat oleh ruang
dan waktu. Tentu saja ada batasan etika, norma dan agama yang harus selalu
dipatuhi. Dalam keadaan wajar, hal ini bisa menjadi satu hal yang membuat
wanita berbahagia.
6. Mengerjakan Hobi di Waktu Luang
Setelah menikah dan mempunyai anak, tak jarang seorang wanita kehilangan
kesempatan untuk mengerjakan hobinya. Kembali menekuni hobi terutama di saat
luang adalah hal membahagiakan bagi wanita. Tentu saja tidak sebanyak waktu
masih single. Jika sebelum menikah bisa membaca tiga buku dalam satu pekan,
mungkin setelah mempunyai anak, membaca satu buku favorit selama satu bulan
masih terasa cukup untuk menekuni hobi lama membaca buku.
7. Menjadi Teman Diskusi Suami
Poin terakhir ini sangat penting bagi kebahagiaan hakiki wanita. Wanita memerlukan
rekan setara dengannya untuk berdiskusi banyak hal. Ketika suami memilihnya
sebagai teman diskusi, wanita akan merasa dihargai dan diakui keberadaannya
sebagai teman hidup. Hanya saja, dalam banyak kasus, poin terakhir ini akan
terdengar sebagai “memiliki pendengar setia” karena yang terjadi adalah wanita
yang akan lebih banyak bicara dan itu sangat membahagiakan bagi wanita.
Demikian 7 hal biasa yang dapat membahagiakan wanita. Selamat berbahagia!
[] Nai.
Tulisan
ini diikutsertakan dalam Blog Collaboration Female Blogger BanjarmasinEdisi Maret 2018