Senin, 13 April 2020
Strategi Jitu Kelola Uang bagi Anak Kost
Oleh Nailiya
Nikmah
Situasi tertentu seperti rumah yang jauh dari tempat menimba ilmu akan
membuat seseorang harus menyewa rumah atau kamar untuk tempat tinggal sementara
dan menjalani hidup sebagai anak kost. Menjadi anak kost memerlukan seni tersendiri
dalam hidup. Kemandirian dalam segala hal sangat diperlukan agar survive menghadapi segala kemungkinan
yang ada.
Anak kost harus bisa membawa diri di tengah lingkungan baru yang bisa saja
berbeda adat dan tradisi dari tempat asal. Ia juga harus pandai mengurus
keperluan dirinya sendiri dari bangun tidur hingga tidur lagi. Anak kost harus
pandai memanajemen waktu karena tidak ada lagi yang akan mengingatkan ketika ia
lalai dari tugas. Anak kost juga harus selektif memilih lingkungan pergaulan
karena sudah tidak ada lagi pengawasan orang tua secara langsung. Lebih dari
itu, yang tidak kalah penting adalah anak kost harus terampil mengelola
keuangan.
Pada umumnya anak kost mendapatkan uang sekali sebulan dari orang tua atau
walinya. Uang tersebut bisa ditransfer maupun diantar langsung oleh orang tua
atau diambil oleh anak ketika pulang kampung dalam waktu tertentu. Diperlukan
strategi untuk mengelola uang tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kehabisan uang jauh sebelum tiba waktu pengiriman berikutnya.
Berikut ini beberapa strategi jitu mengelola keuangan bagi anak kost:
1.
Meletakkan biaya sewa kamar di urutan
pertama daftar anggaran
Sebagai
anak kost, pengeluaran wajib yang utama adalah membayar sewa kamar (dengan
catatan biaya kuliah/SPP tidak termasuk dalam uang bulanan). Uang untuk
membayar kost tidak boleh dipakai untuk keperluan lain karena menunggak
pembayaran kost bisa berakibat fatal. Bagi anak kost, tidak punya tempat
tinggal akan berpengaruh pada stabilitas hidup dan ini bisa mengganggu studi.
2.
Menyusun rencana menu makan selama satu
bulan beserta biaya yang diperlukan
Salah satu strategi pengelolaan keuangan anak kost
adalah dengan menyusun menu makan selama satu bulan beserta anggaran biayanya.
Kita perlu melakukan analisis perhitungan mana yang lebih efektif dan efisien
antara memasak sendiri dengan membeli yang sudah jadi. Memasak sendiri tidak
selalu lebih efektif dan efisien. Terutama pada tahap awal yang memerlukan
banyak penyesuaian. Yang perlu diingat adalah makan untuk hidup bukan untuk
gaya hidup.
3.
Mengurangi kebiasaan ngemil
Anak kost
biasanya menumpuk makanan (snack) dan
minuman ringan (soft drink) dalam
kamar dan mengonsumsinya terus-menerus di sela waktu makan utama. Selain tidak
baik untuk kesehatan, kebiasaan tersebut juga membuat pengeluaran bertambah.
Ini bisa diganti dengan kebiasaan minum air putih serta pola makan yang
teratur. Bawalah botol minum kemanapun kita pergi. Bawalah bekal makan siang
jika jadwal kuliah sangat padat dan tidak memungkinkan untuk pulang sehingga
kita tidak tergoda untuk membeli soft
drink dan yang lainnya sebagai penunda lapar.
4.
Mengutamakan keperluan kuliah di atas
keperluan lainnya
Selain
urusan bayar kuliah, masih banyak pengeluaran lain terkait keperluan kuliah
misalnya membeli alat tulis dan buku kuliah, mengopi diktat, mencetak dan
menjilid laporan tugas, iuran organisasi, dan sebagainya. Keperluan-keperluan ini
harus diutamakan sebelum kita berpikir untuk melakukan pengeluaran lain yang
sifatnya hanya untuk kesenangan dan gaya hidup seperti nongkrong di tempat hiburan bersama teman setiap pulang kuliah atau
membeli baju model terbaru padahal baju lama masih layak pakai.
5.
Mengatur pengeluaran untuk kuota internet
Di era
sekarang, kebutuhan terhadap kuota internet bagi seseorang hampir setara dengan
kebutuhannya terhadap makanan. Jika tidak dikelola dengan baik, pembelian paket
kuota internet akan sangat mempengaruhi keuangan anak kost. Lakukan upaya-upaya
penghematan dan pergunakan kuota dengan bijak.
6.
Melakukan penghematan dengan mencuci dan
menyetrika baju sendiri
Kadang-kadang
anak kost malas mencuci bajunya sendiri. Tidak jarang, ada yang menumpuk baju
kotor di kolong tempat tidur atau menggantungnya di dinding kamar sampai tidak
tersisa lagi satupun baju bersih untuk
dipakai. Tumpukan baju kotor yang menyerupai anak gunung membuat anak kost
putus asa lalu mengantarnya ke tempat laundry. Tentu saja Ini akan menambah daftar
pengeluaran. Aturlah jadwal mencuci dan menyetrika baju sendiri secara berkala
sebelum menumpuk di dalam kamar.
7.
Menyimpan 25% dari uang bulanan sebagai
cadangan
Anak kost
sebaiknya melakukan pencadangan dana. Kita tidak tahu apa yang terjadi di bulan
berikutnya. Sisihkan dan simpanlah setidaknya 25% (kalian bisa menyesuaikannya)
dari uang bulanan sebagai dana cadangan. Dana ini tidak boleh dipakai kecuali
keadaan darurat.
8.
Mencoba peluang beasiswa
Sebagai student/mahasiswa, kita memiliki
peluang untuk memperoleh beasiswa. Rajinlah mengikuti informasi dari pihak
kampus termasuk info beasiswa dan cobalah setiap peluang yang ada. Jika
beruntung dan berhasil mendapatkan beasiswa, ini akan sangat membantu keuangan
kita. Kalaupun uang bulanan kita sudah lebih dari cukup, kita bisa menabung/menyimpannya
sebagai investasi.
9.
Mulai usaha kecil-kecilan sebagai tambahan
keuangan
Jika kita
kreatif, kemajuan teknologi memberi banyak kesempatan untuk kita melakukan
usaha kecil-kecilan yang dapat menambah pemasukan. Tentu saja ini dilakukan
tanpa menomorduakan urusan studi. Pilih kegiatan usaha yang tidak mengganggu
studi. Jadikan teman-teman dan lingkungan studi sebagai bagian dari kemajuan
usahamu.
10. Memiliki tempat khusus untuk menyimpan uang receh/koin
Uang
receh/koin sebagai bagian dari uang kembalian seringkali mengisi cukup banyak
dompet atau tas. Tidak jarang ada yang sembarangan menaruhnya, berceceran di
area kamar kost. Sebaiknya kita memiliki tempat khusus untuk mengumpulkan dan
menyimpan uang receh/koin. Saat diperlukan, kita dengan mudah mengambilnya.
Jika tidak digunakan, ini akan menjadi tabungan. Nah, selamat mencoba! [] Nai