Rabu, 03 Oktober 2018

# esai

Menjadi Perempuan Cerdas di Era Digital



Prolog
Perkembangan dan kemajuan teknologi seakan mengepung kita dari berbagai sudut atau bidang kehidupan, siapapun dan sebagai apapun kita hari ini. Tidak dapat dielakkan lagi, gemuruh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tidak hanya menawarkan berbagai perubahan kepada kita tetapi juga menuntut banyak hal kepada kita untuk bisa survive di dalamnya. Ketika kita hanya bisa diam memandangi segala yang terjadi di sekitar kita, bukan tidak mungkin nantinya yang akan berlaku adalah kita tenggelam dan ditinggalkannya.
Sebagai perempuan, era digital merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa diabaikan salah satunya. Pada satu sisi, kemajuan teknologi dan digitalisasi berbagai hal memberikan banyak peluang dan kemudahan hidup bagi kita dengan berbagai ide-ide kreatifnya. Misalnya betapa digitalisasi itu menjadikan alur keseharian kita sebagai perempuan menjadi lebih efektif dan efisien dengan bantuan teknologi. Akan tetapi di sisi lain, ia juga membawa peluang suburnya hal-hal negatif yang akan memberi dampak buruk bagi kita. Berbagai penelitian menyebutkan perkembangan dan kemajuan teknologi di era digital dapat memberikan dampak buruk bagi manusia, sebut saja hal-hal semacam kecanduan gawai, kecanduan game, rusaknya berbagai hubungan keluarga, perubahan emosi yang cenderung ke arah labil, serta masih banyak hal negatif lainnya.
Yang menjadi PR besarnya adalah bagaimana kita sebagai perempuan bisa tetap survive di era digital seperti sekarang. Bagaimana kita tetap bisa menikmati kemajuan teknologi tanpa dihantui rasa takut terhadap dampak buruk yang juga tersimpan di sebaliknya. Untuk mengerjakan semua PR itu tentu kita harus menjadi perempuan cerdas.

Tantangan Perempuan di Era Digital
Ada banyak tantangan yang akan kita hadapi sebagai perempuan di era digital. Digitalisasi sebagai sebuah proses maupun sebagai sebuah produk tidak begitu saja hadir di tengah-tengah kita. Ada efek sertaan atau ikutan yang selalau ada tanpa bisa kita abaikan.  

Tantangan pertama adalah suatu keadaan yang saya sebut sebagai shocking technology. Tidak sedikit di antara kita mengalami suatu keadaan mendadak teknologis. Ketika kita kurang siap dan kurang cerdas menghadapinya, kita bisa jadi tidak mendapat banyak sisi positif, sebaliknya malah lebih banyak mendapat sisi negatif. Shocking technology yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika kita mengalami hal-hal buruk dan tidak seimbang dalam hidup sebagai akibat kemajuan teknologi. Beberapa contohnya yaitu: lebih banyak waktu terbuang untuk bermain game online; lebih banyak memegang gawai daripada mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting dan bermanfaat; terlalu banyak hal tidak penting dan tidak layak menjadi konsumsi publik yang di-share ke dunia maya; menjadikan kegiatan online di dunia maya lebih utama dibanding pekerjaan lain/primer seperti makan, minum dan tidur.
Solusi:
Untuk itu, kita sebagai perempuan harus cerdas menimbang dan memilah kapan dan bagian mana dari kemajuan teknologi yang bisa kita pakai dan membantu pekerjaan kita. Kita yang harus menguasai teknologi bukan teknologi yang menguasai kita. Kita sebagai perempuan misalnya, bisa membangun perekonomian keluarga dari rumah, membangun bisnis dengan tidak meninggalkan tugas utama kita sebagai seorang ibu.

Tantangan kedua adalah dalam hal komunikasi. Tidak saja kita akan mengalami misscommunication dengan orang-orang di sekitar, bahkan lebih dari itu, mungkin saja kita akan lost contact dari orang-orang terdekat. Kita tentu tidak asing dengan kalimat “Mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat” sebagai salah satu dampak kemajuan teknologi di bidang informatika dan  telekomunikasi. Hari ini sering kita jumpai orang-orang duduk dan bersama dalam satu meja tetapi mereka tidak saling bertegur sapa; mereka tidak saling berkomunikasi. Mereka masing-masing sibuk dengan gawainya, entah berselancar di dunia maya, bermain game atau sekadar ngobrol dalam sebuah grup di media sosial yang tidak jauh lebih penting daripada percakapan di dunia nyata.
Solusi: Tidak ada yang terbaik yang bisa kita lakukan selain memulainya dari diri kita sendiri dan dari rumah kita sendiri. Kita harus cerdas menentukan mana komunikasi yang lebih penting di antara hubungan-hubungan komunikasi yang kita anggap sangat penting.
Salah satu hal lagi yang 

Tantangan ketiga adalah kemungkinan hidup dalam Kepura-puraan.
Siapakah diri kita yang sesungguhnya hari ini? Sebagai siapa kita dikenal oleh kawan-kawan kita, keluarga kita, rekan kerja kita, bahkan mungkin rival-rival atau musuh-musuh kita? Berapa persen kejujuran tentang kita yang kita sajikan dalam akun media sosial kita? Tidakkah kita menulis dengan niat jaim (jaga image) semata atau pencitraan belaka atau jangan-jangan kita pun terlalu berlebihan meng-ekspose kelemahan kita serta aib-aib kita? Foto-foto editan yang hanya menampilkan wajah tercantik kita, tidakkah itu sebuah kebohongan yang suatu saat menjadi bumerang bagi kita.
Hari ini, berapa banyak orang menilai kita hanya dari status-status di akun medsos? Baik buruknya kita dinilai dari status dan postingan kita di media sosial. Tidakkah itu menakutkan? Seberapa besar orang memahami pribadi kita yang sesungguhnya sebagai suatu individu?
Solusi: mulai sekarang kita harus lebih cerdas memilih mana yang layak kita posting dan mana yang sebaiknya hanya tersimpan di galeri hp kita. Jika kita bingung, bertanyalah pada hati kecil sebelum kita memposting sesuatu. Terkait dengan komunikasi dalam keluarga, memanfaatkan teknologi adalah sebuah keharusan. Jangan sampai kita kehilangan moment penting dengan anggota keluarga hanya karena kita tidak bisa mengakses akun-akun mereka. 

Mengapa tidak mencoba membuat grup keluarga misalnya.
grup seorang ibu bersama anak-anaknya


Langkah kecil biar tetap cerdas dan cantik
Di era digital, pertemanan sudah lintas ruang dan waktu. Seperti itulah yang dialami oleh para perempuan yang tergabung dalam Female Blogger of Banjarmasin (FBB). Sebuah komunitas bloger yang tahun ini secara resmi berusia 2 tahun. Di tahun keduanya ini, FBB bekerja sama dengan Iwita untuk melakukan sebuah upaya untuk menjadi perempuan yang lebih cerdas di era digital. Indonesia Women Information Technology Awareness (IWITA) merupakan organisasi berbadan hukum untuk mencerdaskan perempuan Indonesia melalui Teknologi Informasi.
Perempuan akan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Kecerdasan ibu akan menjadi bekal meraih kebahagiaan anak-anaknya, sebaliknya kebahagiaan anak-anak akan menjadi alasan bagi ibu untuk tetap cerdas dalam hidupnya.

Iwita hadir dengan visi terwujudnya perempuan Indonesia tanggap teknologi informasi melalui advancement, learning, impelentation dan socialization sehingga perempuan dapat berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan membentuk generasi bangsa yang beraklak mulia dan berprestasi. Berbagai kegiatan diadakan oleh Iwita, salah satunya adalah Gerakan kesadaran literasi digital.
Tentu bukan sesuatu yang berlebihan jika para member FBB pun berharap bisa berperan serta sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Iwita.
Selamat ulang tahun yang kedua FBB. Semoga meraih impian dan harapan di tahun berikutnya.



Epilog
Siapapun kita di luar sana yang hingar-bingar, kita tetaplah seorang perempuan di dalam keheningan jiwa kita.[]


11 komentar:

  1. setuju bgt mbak dengan berbagai tantangan er digital.semoga kita cerdas menyikapinya

    BalasHapus
  2. Epilognya jleb banar Mba Nay. Dasar mantap kalo seniman ni berkata-kata lah.

    Perempuan tetaplah perempuan, tonggak peradaban dunia yang harus selalu cerdas.

    BalasHapus
  3. Setidaknya menguji ketangkasan jua antara supaya masakan tidak gosong dengan keasikan ngeblog hehe..

    BalasHapus
  4. Mba Nai sendiri menurut ulun adalah salah satu sosok perempuan zaman now yg sukses memanfaatkan teknologi. Berkembang sesuai zaman adalah tuntutan yg harus dipenuhi oleh wanita modern.

    BalasHapus
  5. Nah bener banget sih mbak, orang-orang yg shocking Technology rata-rata yg aku temuin memang pada megang hp terus dan seakan-akan dunia nyatanya cuma ada hp.

    BalasHapus
  6. Epilog nya nusuk banget mbak disini ❤

    BalasHapus
  7. Betul mbak, kita harus cerdas. jangan mau semakin cerdasnya teknologi malah buat kita bodoh huhu

    BalasHapus
  8. Blogger dan It ga bisa di pisahkan karena perkembangan IT adalah nyawa nya para blogger. Ga ada artinya blogger tanpa internet. Seneng banget ada iwita yang mendukung penuh kegiatan para blogger

    BalasHapus
  9. Btl jg teknologi skrg bs jd pisau bermata dua.. Kdg suka miris jg liat org yg addicted bgt sm hp n sosmed lalu mengabaikan kehidupan nyatanya. Senengnya itu akhirnya dpt komunitas yg bs menjadikan teknologi menjadi sarana produktif seperti FBB. Sukses terus FBB dan IWITA.

    BalasHapus
  10. Shocking Technology itu benar-benar jadi fenomena di zaman sekarang, nggak heran kalau sudah diklasifikasi menjadi bagian penyakit. Semoga kita para Ibu dan Perempuan bisa memakainya secara positif dan mengajarkan hal2 baik dari teknologi informasi dan komunikasi pada mereka generasi selanjutnya :)

    BalasHapus
  11. Di era teknologi ini memang banyak sekali tantangannya. Itu lah tugasnya IWITA supaya wanita Inndonesia bisa menangani tantangan di era serba canggih ini

    BalasHapus