Kamis, 04 Juli 2019
# Buku Harianku
# EBTAM
Entah Bagaimana, Tetiba Aku Mencintaimu (EBTAM) Titik Pertama
by
Nailiya Nikmah
on
23.28
Entah Bagaimana Tetiba Aku Mencintaimu (EBTAM)
Selamat
datang di Tatirah: my real home.
Kali ini
aku akan menceritakan buku sastraku yang ketiga, maksudku antologi tunggalku. Buku
sastra pertamaku adalah kumpulan cerpen Rindu
Rumpun Ilalang (2010). Buku sastra keduaku adalah novel Sekaca Cempaka (2014). Nah, yang ini
adalah buku sastraku yang ketiga, yaitu kumpulan puisi Entah Bagaimana Tetiba Aku Mencintaimu (:EBTAM). Sebelumnya kamu
harus sudah membaca artikel yang satu ini ya, klik deh ini "Dear Wi"
Berbeda dengan
dua bukuku sebelumnya, EBTAM aku ajak jalan-jalan ke beberapa titik setelah
kelahirannya. Titik pertama yang aku pilih adalah Kota Marabahan, Kabupaten
Batola. Konsep yang kugunakan adalah membacakan salah satu puisi (“Engkau
Abadi, Aku Tidak”) yang ada dalam EBTAM di tepi jalan, di atas jembatan
Rumpiang, pada saat senja, saat-saat sendu.
Titik ini
kupilih karena inilah lokasi sumber inspirasi sampul EBTAM yang tidak lain
adalah fotoku sendiri ketika menyusuri jembatannya. Sampul atau cover adalah
bagian awal sebuah buku. Inilah titik pertama EBTAM. Inilah titik pertama,
momen pertama kamu bersentuhan dengan EBTAM.
Barangkali
kamu belum pernah berada di tempat itu tapi rasakanlah bagaimana seandainya
kamu jadi aku. kamu sendirian di sana, tanpa teman, tanpa sesiapa. Itulah yang
ingin kusampaikan padamu. Aku, sendirian kini. []Nai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar