Alasan pertama ini simpel saja. Sudah tidak bisa diganggu gugat. Kalau tidak ada keinginan belajar, ya mau bagaimana lagi. Hehe.
Terdapat beberapa anggapan keliru yang membuat orang tidak mau mempelajari tata bahasa. Berikut beberapa anggapan keliru terkait mempelajari tata bahasa.
Ini alasan yang paling merusak. Ketika orang sudah merasa hebat, jangan berharap dia mau belajar lagi apalagi sesuatu yang dianggapnya remeh. Merasa sudah paling bagus dalam menulis, merasa lebih hebat daripada yang lain dan merasa merasa lainnya.
Setelah menyingkirkan semua alasan di atas, langkah berikutnya adalah memulai mempelajari tata bahasa. Apa yang seharusnya dilakukan?
Nailiya membeli buku di toko.
Mila tinggal di Amuntai.
Sejak kecil dia dipisahkan dari saudaranya.
Meski hanya terdiri dua kata, ini sudah bisa disebut sebagai sebuah kalimat.
di mana adalah salah satu kata tanya. Kata tanya hanya dipakai dalam kalimat tanya/pertanyaan. Jangan menggunakan di mana kalau kalimatmu bukan kalimat tanya/pertanyaan.
Contoh penggunaan di mana yang benar:
Di mana kamu tinggal?
Contoh penggunaan di mana yang keliru:
Penggunaan alat ini sudah lama diketahui di mana semua orang memulainya sejak dua tahun terakhir.
Begitu juga dengan yang mana. Yang mana hanya boleh dipakai kalau kalimat kita merupakan kalimat pertanyaan yang bermaksud menanyakan sesuatu (pilihan).
Contoh penggunaan yang mana yang benar:
Yang mana buku pilihanmu?
Contoh penggunaan yang mana yang keliru:
Kemajuan teknologi sudah semakin pesat yang mana kita semakin terbantukan oleh berbagai temuan di bidang tersebut.
Bersambung