Bahan-bahan membuat brownies tanpa oven |
Sabtu, 16 April 2016
RESEP KUE BROWNIES
TANPA OVEN
(Ketika Membuat Kue
Semudah Menulis Status)
Aku
adalah seorang perempuan yang tidak pandai masak-memasak. Bagiku, lebih baik
aku disuruh menulis sebuah esai pendek daripada harus memasak sebuah makanan.
Aku hanya bisa memasak makanan wajib saja seperti nasi, sayur sederhana, ikan
goreng, tempe
goreng, telur dadar, telur ceplok, sop ayam, sop ikan, dan mie instan tentunya!
Nah,
kalau cemilan, kue-kue an, aku hanya bisa membuat pisang goreng, lempeng,
puding dan bubur kacang hijau. Pernah juga mencoba membuat kue basah khas
daerahku, namanya kue amparan tatak pisang. Ini gara-gara suamiku yang sangat
suka kue amparan tatak pisang. Tiap pulang kampung, dia selalu minta buatkan
kue ini pada ibunya. Penasaran, akupun belajar cara membuat kue tersebut. Tak
lupa dengan bekal buku catatan karena
aku tidak pede mencoba resep tanpa ada catatannya. Nanti kapan-kapan aku
ceritakan pengalamanku membuat kue amparan tatak pisang. Kali ini aku ingin
bercerita tentang kue brownies dulu.
Berawal
dari membaca postingan seorang penulis keren di akun facebook-nya tentang resep
membuat kue brownies yang terkesan sangat gampang, aku pun menjadi merasa wajib
mencobanya. Jadi ceritanya, Mbak Dee juga nemu resep itu di internet. Dia
membaca, mencoba, dan menikmati hasilnya….
Beberapa
alasan aku merasa wajib mencoba resep tersebut:
1. Penulis keren itu adalah Mbak Rahmadiyanti Rusdi yang
semangat menulisnya tak kalah keren dengan orangnya, lho. Mbak Dee – biasa dia
disapa – merupakan salah seorang dedengkot FLP juga. Status-statusnya selain
seru, lucu, juga bermanfaat. (Harusnya saya dapat sesuatu nih dari Mbak Dee☺).
2. Dalam statusnya tentang resep kue brownies tersebut,
kalau tidak salah ingat, Mbak Dee menulis sesuatu yang menyiratkan bahwa dia
juga tidak terlalu terampil memasak (ampun ya Mbak Dee jika daku salah ingat,
hihi..). Inilah yang membuatku tambah semangat. Mbak Dee berani mencoba,
mengapa aku tidak?
3. Dalam resep tersebut tertulis “tidak memerlukan oven”,
bahan-bahannya pun mudah dicari. Sebagai pengganti oven, aku hanya memerlukan
magic com. Itu tuuh, alat pemasak nasi yang sangat praktis. Kupikir ini pasti
sangat gampang.
4.
Kue brownies adalah salah satu kue kesukaan aku dan
keluarga.
5.
Pengen jadi perempuan seutuhnya (ini alasan yang ngawur
kali yaa).
Sebelum mencoba resep yang ditulis
Mbak Dee, aku berselancar di dunia maya. Berbekal kata kunci “Resep kue brownies”
dan “Resep kue brownies tanpa oven” aku menemukan banyak resep yang diposting
para pembuat kue handal. Ada
juga resep kue brownies serba tiga sendok. Beberapa resep yang mirip
ku-screenshoot dan kusimpan. Resep-resep tersebut kubandingkan dengan resep
yang diposting Mbak Dee. Aku padu padankan, aku buat rumusan sendiri. Nekat
sekali ya aku, padahal seumur-umur belum pernah membuat kue brownies.
Hari yang tepat untuk membuat kue
pun tiba. Pagi itu gerimis lirih menyapa Banjarmasin,
bermantel abu-abu aku pergi ke mini market terdekat. Aku membeli beberapa bahan
untuk membuat kue brownies. Telur ayam, Susu bubuk Milo 3 in 1 beberapa sachet,
gula, keju, mentega atau margarin Blue Band, lalu baking powder. Ya ampun aku tidak
tahu yang mana baking powder. Tiba-tiba aku ingat, duluuu banget, aku pernah
belajar membuat donat di rumah teman. Ada
satu bahan bernama fermivan. Apa itu ya baking powder? Daripada keliru,
akhirnya aku putuskan bertanya pada seorang ibu yang saat itu sedang mencari
bahan membuat kue juga. Semula dia agak kaget tapi setelah kujelaskan aku
sedang belajar membuat kue, dia dengan senang hati membantuku. Hampir saja aku
menuju kasir jika saja aku tidak mengingat satu bahan lagi. Tepung! Aku menuju
rak tepung. Aduh, ternyata ada berbagai jenis tepung dan berbagai merk tepung.
Yang mana yaa? Lagi-lagi ibu tadi yang membantuku. Dia bilang, kalau cuma
sedang belajar, pilih tepung yang biasa saja, lebih murah. Aku manggut-manggut
sambil mengambil tepung biasa. Tapi setelah ibu itu pergi, aku kembalikan
tepungnya. Aku mengambil tepung yang bermerk. Yang menurut iklannya sih tepung
bagus. Biarpun cuma belajar, aku ingin hasil yang terbaik. Tapi bagaimanapun
terima kasih atas bantuan tadi ya, Bu.
Sebelum memasak, aku pastikan semua
bahan tersedia. Hari itu kebetulan magic com ku sedang kosong. Aku menunda
memasak nasi agar aku bisa mencoba resep kue brownies. Sebelumnya aku minta
izin dulu dengan suami karena magic itu masih terbilang baru. Dan dia yang
membelikan. Aku takut saja kalau-kalau resepku gagal dan terjadi sesuatu dengan
magic kami. Rusak misalnya….hehe.
Aku mencampur semua bahan sambil
mataku tak lepas dari layar ponsel tempat aku menyimpan screenshoot resep.
Tiba-tiba upps..ponselku mati. Aku panik. Ponselku ini sudah mulai eror. Kalau
habis baterainya, memerlukan waktu yang sangat lama untuk menge-charge.
Bagaimana ini ? aku kan
tidak hafal cara membuatnya? Sambil panik, aku terus memasak.
Saat yang mendebarkan adalah saat
memasukkan adonan ke dalam magic com. Setelah mencolok kabel dan menekan tombol
on, aku menunggui sambil harap-harap cemas. Tidak lama, ada bunyi, lalu lampu
“cooking” mati berganti “Warming”. Aku pun membuka tutupnya. Hah?! Kue ku belum
matang. Kutekan lagi tombol “cooking” . Kejadian terulang lagi seperti semula.
Kueku belum matang juga. Kucoba lagi menekan tombol cooking. Eh, tidak mau. Aku
gugup sekali. Takut magic-ku rusak. Lalu kabelnya kucabut. Kuulang kembali, eh
ternyata bisa! Aku lupa sampai berapa kali aku melakukan itu. Yang jelas,
akhirnya kueku matang juga.
Keempat anakku heboh. “Wuih…mama
kita bisa bikin kue!”
“Kita bikin yang banyak, Ma! Kita
jualan, Ma!” teriak salah seorang anakku.
Ini momen yang sangat berharga
buatku. Ada
rasa haru, bangga, girang, semua campur aduk. Aku sudah jadi perempuan beneran
saudara-saudara..hihihi.
“Eiits, sebelum dipotong-potong,
kita foto dulu kuenya.” Untunglah ponselku kembali menyala, aku bisa
memotretnya sebelum browniesku diserbu anak-anakku. Semua menyukai kue
buatanku. Aku sangat berterima kasih pada pembuat resep itu, iya,
kepada-siapapun orang pertama yang menemukan atau menciptakan resep gampang
itu. Aku juga berterima kasih pada Mbak Dee. Selama ini, begitu banyak resep
yang di-posting teman-teman di facebook, baru resep di status Mbak Dee ini yang
membuatku tergoda untuk mencobanya. Baru
kali ini aku berpikir, betapa mudah membuat kue, semudah menulis status di
facebook☺
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cobain juga aaaaaaah...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus