Kamis, 14 April 2016

# Catatan Umrahku

Jumat di Madinah: Catatan Umrahku (2)



JUMAT DI MADINAH
Catatan Umrahku (2)
Oleh Nailiya Nikmah



Matahari masih bersinar garang di Madinah. Ketika itu, kami sedang duduk-duduk di halaman masjid Nabawi menunggu waktu sholat Asar tiba. Itu adalah Jumat kedua kami di tanah mulia, setelah Jumat pertama  kami jalani di Makkah.
Aku dan adikku asyik membaca Alquran. Kami membawa mushaf pribadi. Aku membawa mushaf-ku kemana-mana karena aku merasa sudah terbiasa dengannya. Sampulnya terbuat dari kain beledru berwarna pink magenta. Pink adalah warna kesukaanku sejak kecil. Selain itu, mushaf-ku ini merupakan mushaf yang satu halamannya terdiri dari 20 baris. Jadi, kesannya seolah-olah sejuz itu lebih sedikit daripada mushaf yang lain. Padahal sih sama saja, hehe. Sebenarnya aku bawa dua. Satunya lagi yang ungu, pemberian kawanku. Kebetulan saat itu yang ungu dibawa suamiku. Mushaf yang aku bawa ini sering menarik perhatian jamaah lain. Tidak hanya jamaah dari negara lain tapi juga dari negaraku sendiri, Indonesia. Tak jarang mereka meminjamnya atau sekadar membolak-balik dan mengamati desainnya. Mungkin juga karena warnanya yang mencolok mata, terlihat sangat kontras dengan mushaf pada umumnya yang dipakai di tanah suci.





Tak terkecuali saat aku di Madinah Jumat itu. Seorang jamaah asal negara lain yang duduk di kananku menunjuk2 mushafku ketika aku menghentikan tilawahku karena aku merasa diamati. Aku menduga-duga, apakah dia terganggu dengan suara tilawah kami (aku pernah dengar, hanya jamaah Indonesia yang tilawah dengan mengeluarkan suara).
Dia mencoba berkomunikasi denganku. Sayang sekali aku sama sekali tidak mengerti bahasanya. Arab bukan, Inggris bukan.
Dia menunjuk-nunjuk mushafku. Aku menyodorkan Quran pink-ku. Barangkali dia mau pinjam.
Dia tersenyum, menggeleng-geleng, ekspresif sekali.
“Jum’ah..Alkahfi..Alkahfi..” ucapnya.
Aku baru paham. Subhanallah, aku bukannya tidak tahu kalau membaca surat Alkahfi memiliki banyak keutamaan ketika dibaca di hari Jumat (atau kalimat lainnya mungkin begini, salah satu amalan yang dianjurkan di hari Jumat adalah membaca Surat Alkahfi). Aku tahu. Aku bahkan sudah pernah mengamalkannya karena hal itu terdapat juga dalam kesepakatan grup baca Quran yang aku ikuti lewat WA. Hanya saja, karena aku sedang mengejar target khatam selama umrah, aku jadi melupakan kebiasaan yang satu itu. Aku membaca surat yang sesuai dengan urutan tilawahku saja meski saat itu hari Jumat.
            Dia lalu bersuara lagi sambil memiringkan kepala ke kanan dan meletakkan tangkupan tangan di bawahnya, mengisyaratkan orang sedang ingin tidur, aku tak paham apa yang ia ucapkan, tapi dari kata terakhir aku mulai mengerti.
            “...blablabla.., Al-Mulk”
“Ah..ya..ya..syukron” sahutku. Aku yakin sekali, ia sedang memberitahu bahwa kalau ingin tidur bagus membaca Surat Al-Mulk.
Aku bergegas mencari halaman Surat Al-Kahfi. Mataku berkaca-kaca. Aku teringat kawan-kawan dalam grup “Sehari Sejuz” yang aku ikuti. Orang-orang dalam grup itulah yang pertama kali memberitahu aku keutamaan surat tersebut. Sesaat sebelum membaca surat Al-Kahfi, kupanjatkan doa untuk seluruh kawan dalam grup itu. Rasanya, inilah tilawah Alkahfi-ku yang paling mengesankan. Terima kasih, Ibu jamaah negara lain-yang aku tak tahu namanya. Semoga Allah selalu merahmati engkau di manapun engkau kini.[]











Tidak ada komentar:

Posting Komentar