Setelah berbagai istilah muncul terkait pandemi covid-19, kini muncul
istilah lainnya yaitu new normal. Dalam
bahasa Indonesia, istilah ini disebut kenormalan
baru. Istilah new normal dalam
konteks Covid-19 merupakan sebuah istilah yang mewakili suatu konsep langkah
percepatan penanganan covid-19 dalam bidang sosial, ekonomi dan tentu saja
kesehatan. (Istilah ini juga yang menginspirasi FBB Kolaborasi kali ini).
Presiden telah meminta seluruh jajarannya untuk mempelajari kesiapan
penerapan new normal alias kenormalan
baru di Indonesia. Tidak semua negara, wilayah atau daerah langsung bisa
menerapkan kenormalan baru. Ada berbagai pertimbangan dan kriteria sebelum era
yang baru ini diterapkan. Menurut WHO salah satu kriteria suatu negara boleh
menerapkan new normal adalah negara
yang bersangkutan terbukti mampu mengendalikan penularan covid-19.
Penerapan kenormalan baru juga harus diiringi dengan kedisiplinan protokol
kesehatan yang memerlukan peran dan kerja sama berbagai pihak. Yang perlu
disadari bersama adalah kenormalan baru tidak sama dengan normal. Ada banyak
hal yang berubah. Ada banyak kebiasaan baru yang harus kita tanamkan dan
lakukan. Ini tidak mudah. Butuh kemauan, kedisplinan, kerelaan dan kesadaran
yang tinggi dari seluruh lapisan masyarakat.
Civitas akademika alias masyarakat kampus merupakan salah satu kelompok
atau lapisan dalam struktur masyarakat kita. Kelompok ini merupakan kelompok orang-orang
yang dekat dengan dunia ilmu pengetahuan dan informasi. Jadi, sudah seharusnya
menjadi contoh pelaksanaan kenormalan baru yang baik dan benar kerika nantinya
era ini diterapkan.
Nah, apa saja yang harus dilakukan ketika kampus hendak menerapkan
kenormalan baru? Berikut persiapannya versi Tatirah di nailiyanikmah.com yang ditulis dalam rangka FBB Kolaborasi edisi Juni 2020.
Memastikan bahwa kampus merupakan zona aman
Memastikan status
zona kampus adalah langkah awal yang harus dilakukan sebelum kampus benar-benar
menerapkan kenormalan baru. Apakah kampus termasuk zona hijau, merah atau
mungkin hitam? Untuk itu, pastikan data yang diterima akurat, tepat dan dapat
dipercaya. Transparansi informasi sangat diperlukan dalam hal ini sebab ketika
gerbang kampus telah dibuka, itu artinya kerumunan orang akan segera memenuhi
lingkungan kampus. Orang-orang yang selanjutnya berada di bawah tanggung jawab
kampus selama mereka berada di kampus.
Memiliki suatu kepanitiaan khusus
penanganan covid-19
Alangkah
idealnya jika kampus memiliki suatu kepanitiaan khusus terkait covid-19, kepanitiaan
yang bisa saja melibatkan dosen dan mahasiswa dalam kegiatannya. Sebaiknya dipilih
orang-orang yang memang concern dan
peduli terhadap pandemi ini – yang juga berfungsi sebagai pusat data dan
informasi per-covid-an di kampus.
Melakukan sosialisasi dan persamaan
persepsi terhadap konsep kenormalan baru
Sebelum gerbang
kampus dibuka alias kenormalan baru diterapkan, sebaiknya pihak kampus sudah
melakukan sosialisasi ke seluruh elemen kampus tentang prinsip-prinsip
kenormalan baru yang akan diterapkan kampus sehingga terjadi proses penyamaan
persepsi tentang bagaimana seharusnya konsep ini dilakukan bersama, dengan visi
dan spirit yang sama. Jika ini sudah dilakukan maka setiap orang akan mudah diarahkan untuk melakukan penyesuaian seperti akan
sukarela dan senang hati memakai masker ketika berada di kampus bahkan mengubah strategi pembelajaran menjadi lebih sesuai dengan semangat new normal. Misalnya waktu untuk berada di kelas lebih singkat, jika perlu membuat jadwal baru dengan sistem bergiliran, selain itu lebih mengoptimalkan PBM Daring.
Memiliki kebijakan dan protokol kenormalan
baru yang baik dan benar hingga ke unit terkecil
Semua langkah
akan percuma jika langkah yang satu ini dilalaikan oleh pihak kampus. Kampus harus
menyiapkan kebijakan dan protokol kenormalan baru yang baik dan benar yang
mengatur kehidupan kampus di era yang baru hingga ke unit-unit terkecil. Diperlukan
kedisiplinan, ketegasan, jika perlu ada sanksi-sanksi bagi yang tidak menaati
kebijakan atau protokol. Sebuah langkah yang bukan saja dimulai dari depan gerbang kampus (dengan pemeriksaan suhu badan dan kelengkapan atribut standar) melainkan langkah yang sudah harus dimulai dari rumah sejak mau berangkat ke kampus.
Menyiapkan sarana dan prasarana yang
memadai
Bagian akhir
dari persiapan yang juga tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan sarana dan
prasarana yang memadai. Beberapa hal yang harus diprioritaskan misalnya melakukan penyemprotan desinfektan; menyediakan
sumber air untuk cuci tangan di banyak titik beserta dengan sabunnya plus
handsanitizer; menyediakan tempat sampah sesuai jenis sampah; menyiapkan para
petugas kebersihan yang cekatan, sigap dan paham akan tugasnya; menyediakan masker
cadangan; mengatur ulang tata ruang dengan jarak tertentu untuk setiap posisi. Bukan hanya ruangan untuk PBM dan administrasi/pelayanan, perlu juga diperhatikan kelayakan dan kesiapan ruangan /fasilitas lain seperti tempat parkir, kantin, perpustakaan, mushola/ tempat ibadah, laboratorium, dsb (:sebaiknya pelajari referensi dari badan kesehatan dunia).
Demikian hal yang sebaiknya sudah disiapkan. Jika semua sudah siap, apa
yang perlu ditakutkan? Kita wajib takut jika kita belum siap. Tagar #dirumahsaja jika belum siap. Nah, bagaimana menurut para peserta FBB Kolaborasi lainnya? Mari bersiap!
*Tulisan ini diikutkan pada momen FBB Kolaborasi edisi Juni 2020.
Bolehkah ada sanksi apabila melanggar protokol kesehatan yg sdh disiapkan oleh kampus?
BalasHapusHarusnya ada dengan catatan harus sudah jelas aturannya di awal dan jangan lupa harus ada sosialisasinya.
HapusBujur banar bu krn yg namanya New Normal itu bukan = Normal, tetapi siap2 segalanya dlm perubahan baru
BalasHapusYup. Sayangnya tidak semua orang memahaminya.
HapusPerlu gugus tugas covid di kampus sblm mengaktivasi new normal...
BalasHapusAda di langkah kedua. Saya menyebutnya dengan istilah kepanitiaan khusus. Ragu menggunakan istilah gugus tugas. Kalau-kalau istilah tersebut ada kriteria tertentu yang urutan tata kelolanya berdasarkan aturan pemerintahan.
HapusYup setuju sama usulan mbak. Kampus harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai aktivitas belajar kembali.
BalasHapusInggeh Mbak. Semua lapisan masyarakat sih harusnya saling dukung dan bersinergi.
HapusPertanyaannya adalah, apakah kampus ibu sudah siap sebagaimana yang ibu sampaikan?
BalasHapusSebagian sudah dilakukan. Mudah-mudahan dengan izin Allah kami bisa lebih baik lagi dalam persiapan ini. Doakan ya. Thanks for reading:)
HapusKampus adik iparku memutuskan tetap kuliah daring sampai tahun depan. Semoga kampus-kampus yang sudah siap2 belajar langsung dimudahkan dan dilancarkan.
BalasHapusPilihan yang pasti sudah dipertimbangkan dengan matang oleh para pengambil kebijakannya.
HapusSalut banget buat para dosen yang bekerja keras untuk pencagahan pandemi ini .. walaupun tugas para dosen sudah bertumpuk banyak menyiapkan materi kuliah untuk mahasiswa, mereka masih bisa memikirkan dan malakukan protokol kesehatan maksimal do wilayah kampus.
BalasHapusHarapan saya, semoga para oknumomahasiswa yang suka nongkrong atau jalan2 saat pandemi ini segera sadar untuk memutus rantai siklus penularan.
Semoga mereka membaca komenmu, hehe. Makasih sudah mampir.
HapusKeren nih tulisannya. Jadi kangen jalan² ke kampus wkwk. Dalam kondisi pandemi gini memang ada baiknya kalo ada gugus tugas covid versi kampus seperti yg Nai tulis.
BalasHapus