Jumat, 03 Januari 2014

Misteri dalam Buku The Jacatra Secret

12.29 0 Comments
Mengikat ingatan tentang buku The Jacatra Secret
Oleh Nailiya Nikmah

Judul Buku : The Jacatra Secret
Pengarang: Rizki Ridyasmara
Jenis Buku: Fiksi/ Novel
Penerbit: Bentang, Yogyakarta
Tahun terbit:Juli 2013 (cetakan pertama), September 2013 (cetakan kedua)
Jumlah Halaman: 438 hlm


Yang pernah baca buku-bukunya Dan Brown pasti setuju kalau buku The Jacatra Secret (TJS) mirip banget dengan buku tersebut. Aku bahkan membayangkan tokoh yang ada di novel ini sama dengan tokoh yang ada dalam bukunya Dan Brown. Sepertinya pengarangnya pembaca buku Dan Brown juga.
Dalam buku ini kita menemukan banyak rahasia yang menghubungkan Jakarta dengan misteri Freemason. Ksatria Templar, misteri simbol-simbol, paganisme, semua mirip dengan yang ada di Dan Brown.
Yang istimewa, terutama bagi pembaca WNI, setting TJS asli Indonesia, tepatnya di Jakarta. Kita akan mengenali sisi lain dari sejarah Jakarta, sejarah bangsa kita, Indonesia.
Sebelum membaca TJS, aku sudah membaca beberapa buku non fiksi pengarangnya. Ya, Rizki Ridyasmara adalah nama yang tidak asing lagi bagiku. Ia pernah menulis buku tentang zionis. Aku suka buku-buku tersebut. Aku lupa judul-judul yang pernah kubaca dan kubeli, lagi malas mengubek-ubek perpus pribadi...
Menurutku, Rizki bagus sekali menulis non fiksi tapi untuk fiksi, aku agak kurang sreg. Entahlah, ungkin karena aku lebih dulu membaca buku non fiksinya.
Cerita yang dibangun, para tokoh, seperti tidak hidup. Mereka, para tokoh ini seperti hanya orang-orang yang diminta membawa pemikiran/wawasan pengarang dalam bentuk fiksi. Sepertinya memang itulah tujuan pengarangnya. Well, its not bad.
Akan tetapi aku juga curiga, jangan-jangan penilaianku ini sudah tidak murni lagi karena aku terlalu banyak membaca Dan Brown, hehe.
So far, bagi pembaca yang anti baca buku non fiksi apalagi sejarah, membaca novel TJS adalah pilihan terbaik. Banyak sekali info penting yang tidak bakalan kita dapat di bangku sekolah formal. Lumayan buat membuka wawasan. Mungkin suatu hari novel ini bisa difilmkan. Ya...itu kalau Indonesia berani menguak sejarahnya!