Rabu, 14 Mei 2014

# Kelas Fiksi

Cerita Thriller dan Horor



Menulis Cerita Thriller dan Horor
Dirangkum oleh Nailiya Nikmah JKF

Cerita Thriller
Cerita Thriller atau cerita getaran  dalam bahasa Inggris  adalah sebuah tipe literatur, film dan televisi yang memiliki banyak sub-tipe di dalamnya. Kata tersebut berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan secara bebas sebagai “petualangan yang mendebarkan”. Tipe alur ceritanya biasanya berupa para jagoan yang berpacu dengan waktu, penuh aksi menantang, dan mendapatkan berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan yang harus menggagalkan rencana-rencana kejam para penjahat yang lebih kuat dan lebih lengkap persenjataannya.

Thriller dapat meliputi sub-tipe berikut ini

Action Thriller - karya tipe ini seringkali berupa situasi berpacu dengan waktu, menampilkan banyak adegan kekerasan dan seorang tokoh antagonis yang jelas. Film-film tipe ini menggunakan banyak senjata, ledakan dan perlengkapan yang sangat banyak untuk merekam adegan-adegannya. Film-film ini seringkali memiliki elemen film misteri dan film kriminal, tapi elemen-elemen ini tidak ditonjolkan. Contoh-contoh paling jelas untuk tipe ini adalah film-film James Bond, The Transporter, dan novel/film Jason Bourne (Bourne Identity, Bourne Supremacy).

Conspiracy Thriller - karya tipe ini menampilkan seorang jagoan yang menghadapi sebuah kelompok musuh yang berkuasa yang suatu kebenaran dari perjuangannya itu hanya jagoan tersebut yang tahu. The Chancellor Manuscript dan The Aquitane Progression karya Robert Ludlum masuk dalam kategori ini, seperti juga film-film Three DaysoftheCondordanJFK.

Crime Thriller - karya tipe ini adalah gabungan dari thriller dan film kriminal yang menampilkan cerita tegang dari sebuah atau beberapa tindakan kriminal yang sukses atau gagal. Film-film ini lebih berfokus pada tokoh penjahatnya daripada pihak polisi. Tipe ini biasanya menekankan faktor adegan aksi daripada aspek psikologis. Topik utama dari film-film ini termasuk pembunuhan, perampokan, pengejaran, baku-tembak, dan pengkhianatan. Contohnya adalah film The Killing, Seven, Reservoir Dogs, Inside Man, and The Asphalt Jungle.

Disaster Thriller - karya tipe ini menceritakan konflik yang terjadi karena bencana yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia, seperti banjir, gempa bumi, badai, letusan gunung berapi, dan bencana alam lainnya, atau bencana nuklir sebagai bencana yang disebabkan oleh manusia. Contoh film tipe ini seperti Twister, Perfect Storm, dan Volcano.

Psychological Thriller - karya tipe ini memiliki elemen thriller yang menitikberatkan pada tekanan psikologis yang dihadapi masing-masing karakter. Film-film tipe ini biasanya berjalan lebih lambat dan melibatkan banyak pengembangan karakter tokoh-tokoh dan alur cerita yang penuh kejutan. The Illusionist, The Number 23, The Sixth Sense, dan The Prestige adalah contoh-contoh film tipe ini.

Eco-Thriller - dalam karya ini sang tokoh protagonis harus menghindarkan atau memperbaiki sebuah bencana alam atau bencana biologis, disamping harus berhadapan dengan musuh-musuh atau tantangan-tantangan yang ada di cerita thriller lainnya. Komponen lingkungan hidup seringkali menjadi pesan utama atau tema dari cerita. Contoh tipe thriller ini adalah The Loop karya Nicholas Evans, Echoes in the Blue karya C. George Muller, dan Elephant Song karya Wilbur Smith. Semua karya ini menonjolkan masalah-masalah lingkungan hidup yang nyata.

Erotic Thriller - tipe ini menggabungkan unsur erotis dan thriller. Tipe ini menjadi laris sejak era 1980-an dan berkembangnya penetrasi pasar VCR (salah satu tipe perangkat pemutar kaset video). Termasuk dalam tipe ini adalah film-film Basic Instinct dan Fatal Attraction.

Horror Thriller - dalam tipe ini, konflik antara tokoh-tokoh di dalamnya terjadi secara mental, emosional dan fisik. Dua contoh terbaru dari tipe thriller ini adalah film-film Saw dan 28 Days Later karya Danny Boyle. Apa yang paling membedakan Horror Thriller adalah elemen ketakutan yang dijunjung sepanjang cerita. Tokoh-tokoh utamanya tidak hanya berhadapan dengan musuh yang lebih kuat, tapi pada akhirnya mereka menjadi korban setelah merasakan ketakutan yang luar biasa akibat menarik perhatian sang musuh/monster.
Contoh film lainnya adalah Psycho karya Alfred Hitchcock dan Silence of the Lambs karya Thomas Harris.

Legal Thriller - Para pengacara jagoan berhadapan dengan musuh-musuh mereka dalam tipe thirller ini, baik di dalam maupun di luar ruang persidangan, baik membahayakan kasus yang mereka perjuangkan maupun nyawa mereka sendiri. The Pelican Brief karya John Grisham adalah contoh terkenal dari film bertipe ini.

Buatlah cerita thriller yang seru untuk para pembaca. Jangan biarkan mereka hampa tanpa ekspresi ketika membacanya. Permainkan imajinasi mereka.

Buatlah cerita thriller kita dengan sesuatu yang membuat pembaca bertanya:
  • Apa?
  • Kenapa?
  • Atau, siapa?
Aduk-aduk kembali rasa penasaran pembaca sampai ia berpikir perlu menyelesaikan cerita sampai ending. Tunjukkan sedikit demi sedikit inti-inti permasalahan. Biarkan pembaca terkaget-kaget dengan ending cerita thriller kita. Jangan biarkan mereka merasa kebingungan, jelaskan penyelesaian masalah sampai tuntas.
Cerita Horor

Cerita horor atau misteri hanyalah salah satu genre fiksi. Penulis dianggap berhasil kalau pembaca berkomentar soal cerita horor  yang dibacanya, baik negatif maupun positif. Karena itu, hendaknya penulis yang ingin menulis cerita horor harus tahu bagaimana membuat twist ending cerita horor atau misteri yang menggigit. Setidaknya ada enam tipe cerita horor.

Pertama: tipe Discovery | Pada tipe twist ini, tokoh protagonis akan menemukan jati dirinya sendiri atau jati diri dari tokoh lain yang sebenarnya. Informasi mengenai yang sebelumnya tidak ditampilkan akan dibeberkan di akhir cerita. Contoh dari tipe twist ini adalah film horor The Sixth Sense.  Tokoh utamanya awalnya ditampilkan seolah masih hidup, namun di akhir film dibeberkan bahwa ia sebenarnya sudah mati. Film “The Others”-nya Nicole Kidman juga punya twist ending yang serupa.

Kedua: tipe Flashback | Yang ini mungkin banyak diadopsi dalam cerita horor Indonesia. Contohnya banyak film "Jelangkung" dan serial "Di Sini Ada Setan".

Ketiga: tipe Unreliable Narrator | Kalau diterjemahkan, artinya “Narator yang tak bisa dipercaya”. Cerita dengan twist ending ini biasanya memakai sudut pandang orang pertama. Nah, cerita dari sudut pandang si “aku” ini ternyata bukan kejadian sebenarnya. Bisa jadi si “aku” berbohong dalam ceritanya atau menutupi sesuatu, bisa juga ia mengalami semacam kelainan jiwa atau guncangan yang membuatnya berhalusinasi dan membuat pembaca/penonton “tertipu”, mengira apa yang disaksikan oleh si “aku” adalah kejadian sebenarnya (padahal bukan). Di akhir cerita, biasanya akan ditunjukkan kejadian sebenarnya. Contohnya adalah novel detektif “The Murder of Roger Ackroyd”-nya Agatha Christie, di mana si “aku”, yang adalah pembunuh sebenarnya, berusaha menutupi kenyataan lewat pengisahannya. Film horor Korea “A Tale of Two Sisters” juga demikian, di mana “aku” mengalami kelainan jiwa kepribadian ganda dan halusinasi.

Keempat: tipe Chekhov’s gun | Chekhov’s gun adalah sebuah benda, tokoh, atau kejadian yang muncul di awal cerita. Tapi, sepertinya tidak penting dan tidak pula disebut-sebut sampai menjelang akhir cerita. Walaupun demikian, benda, tokoh, atau kejadian ini memegang peranan penting dalam menciptakan twist ending. Misalnya, adegan penembakan si tokoh utama yang muncul di awal film “The Sixth Sense”, pada akhir cerita barulah kita sadar akan signifikannya adegan tersebut, saat kita diberi tahu bahwa si tokoh utama sebenarnya sudah mati.

Kelima: tipe Red Herring | tipe ini memberi pembaca petunjuk palsu dan membawa pada kesimpulan yang salah. Pada akhir cerita, baru semua kebenarannya dibeberkan. Red herring dapat dikatakan sebagai “kambing hitam”, orang yang kita kira merupakan pelaku/pembunuh, namun sebenarnya bukan. Umumnya, dipakai dalam cerita detektif.

Keenam: tipe Reverse Chronology | tipe ini berbeda dengan flashback. Dalam reverse chronology, yang ditampilkan pertama adalah kejadian akhir/akibat-nya. Lalu, ditampilkan urutan kejadiannya secara terbalik, dari kejadian yang paling belakangan sampai kejadian yang terjadi paling awal/sebab kejadian. Misalnya pada film “Memento”.

Membuat para pembaca ketakutan setengah mati merupakan dambaan setiap penulis cerita horor - baik itu novel maupun cerpen. Berikut ini sepuluh tips terbaik dalam menulis cerita horor:

1. Buatlah cerita horor yang orisinal
2. Buatlah kerangka cerita horor Anda
3. Buatlah karakter kuat untuk cerita horor Anda
4. Bacalah cerita horor lainnya
5. Baca dan pelajarilah buku cerita horor klasik
6. Lakukanlah penelitian untuk dapat menggambarkan cerita horor Anda
7. Jangan terburu-buru mengirimkan cerita horor Anda
8. Bacalah, bacalah, bacalah...
9. Cobalah memilih subjek yang menakutkan Anda secara pribadi
10.Cek cerita horor Anda sekali lagi

 Dirangkum dari berbagai situs di internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar