Selamat Jalan Luka,
Selamat Datang 2018
(Resolusi 2018 Nailiya Nikmah JKF)
Aku bukan tipe orang yang suka
merayakan sesuatu berlebihan, termasuk tahun baru. Bagiku, tahun baru lebih
dari sekadar sebuah perayaan atau pesta. Tahun baru kujadikan sebuah momen
untuk menyetting perubahan diri ke arah yang lebih baik. Bukankah terkadang
orang memerlukan momen tertentu sebagai pemicu
upgrade diri? Kebetulan aku lahir bulan Desember, pas sekali momen
tahun baru Masehi sekaligus momen “tahun baru” ku secara pribadi.
Biasanya aku membuat daftar
“ini-itu” alias daftar perencanaan untuk tahun mendatang. Aku menuliskannya di
buku Diary. Kadang beberapa kutuliskan di kertas yang kutempel di dinding
kamar. Kadang, ada juga sebagian kecil yang hanya kucatatkan di langit-langit
kamar, di angan-angan dan khayalku (yang ini biasanya sifatnya rahasia).
Sebelum menulis resolusi untuk
tahun baru, biasanya juga aku kilas balik tahun yang sudah dijalani. Hal apa
yang sudah dicapai, hal apa yang belum. Termasuk hal-hal yang mengganggu otak
dan hati, jangan sampai mengganggu kewarasan diri di tahun berikutnya (hehe).
2017 dalam Kenangan
2017 nyaris sama dengan tahun
sebelumnya jika saja aku tidak mempunyai anak-anak yang special. Keempat anakku
sama spesialnya. Pada 2017, si kembar bermasalah dengan sekolahnya. Kami bahkan
sampai harus memindahkan mereka ke sekolah yang lain. Sementara itu, para kakak
baru saja memasuki dunia ABG. Dunia kupu-kupu kertas menurut Ebiet G. Ade. ABG
kami yang perempuan sedang asyik dengan K-Pop, yang laki-laki sedang asyik
dengan kegiatan naik gunung. Keduanya mulai tertarik dengan lawan jenis. Mereka
pun sudah mulai suka membantah, melawan dan menolak aturan kami. Sebagai ibu
yang merangkap wanita karier, semua persoalan itu cukup membuat hatiku was-was.
2017 adalah tahun kami sekeluarga melek dokter dan rumah sakit. Diawali
dengan ayahku yang mendapat serangan stroke yang kedua (serangan pertama tidak
kami sadari). Ayah yang selama sakit tidak pernah mau dibawa ke rumah sakit,
akhirnya pasrah kami bawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Tepat setelah
kami sholat Idul Adha, 5 September 2017, kami sekeluarga (:keluarga besar)
membawa ayah ke rumah sakit. Di ruang IGD, kami bahkan berkali-kali ditegur
satpam karena kelebihan penjaga. Banyak sekali pelajaran dan hikmah selama ayah
sakit. Ayah nyaris terlambat ditangani. Ayah salah minum obat, ayah kena dampak
buruk beli obat sembarangan. Ayah kena stroke dua kali! Bukan sakit biasa. Ayah
juga kena gangguan ginjal, untung tidak sampai harus cuci darah. Ayah
kehilangan memorinya, demensia istilahnya. 14 hari opname, pulang ke rumah 5
hari, balik lagi opname seminggu. Aku berburu buku dan referensi tentang stroke,
ternganga-nganga membaca, kadang sambil berderai airmata. Bagaimana aku bisa
setolol ini selama ini – gumamku setiap habis satu bacaan. Kami seperti baru ngeh dengan dunia kedokteran dan medis. Intinya,
kami melek dokter dan rumah sakit. Aku yang sebelumnya sudah bye-bye dan
menyatakan loe-gue end dengan dokter,
kembali mencoba menjalin hubungan baik (apa coba).
Belum selesai mengurus ayah,
salah satu anak adikku mendapat sakit yang tidak sepele yang membuatnya harus
opname juga di rumah sakit yang lain. Kami seperti pontang-panting menghadapi
serangan penyakit. Belum lama ke-shock-an kami, anakku yang bungsu bermasalah
dengan telinga. Singkat cerita, ia harus operasi pemasangan grommet. Apa itu
grommet? Bius total? Oh, aku seperti tersesat di dunia entah. Nanti akan
kuceritakan di kesempatan lain. Kata dokter, anakku sering pilek karena alergi.
Aku harus menjaganya dari debu, rumah harus dipel setiap hari. Makanan juga
harus dijaga. Harusnya aku memasak sendiri makanan untuk anakku. Oh, ini
kelemahanku.
2017 bagi karierku: aku mumet
urusan jurnal. Cemas tunjangan akan dipotong. Sama saja dengan yang dikeluhkan
orang lain. Kadang aku juga merasa berada di tempat yang kurang tepat. Bagi
dunia tulis-menulisku, aku merasa tidak banyak kemajuan. Belum bisa membuang
luka akibat novelku yang diplagiat orang. Aku juga belum bisa menerbitkan
kumpulan puisi seperti yang kutargetkan sebelumnya. Draft novelku belum
tergarap juga. Banyak lomba dan acara sastra yang terlewatkan. selain itu semua, ada satu lagi yang menggangguku di 2017. Aku bosan dengan warna lipstikku dan sepertinya aku akan menggantinya.
Resolusi 2018
Nah, karena aku termasuk makhluk
multidimensi, di 2018 ini resolusiku kubagi beberapa kelompok:
Dalam Kehidupan Rumah Tangga, aku ingin
- Meningkatkan ibadah kepada Tuhan YME sesuai agama yang kuanut: merutinkan lagi salat Tahajud, salat Dhuha, dan salat sunah lainnya; meningkatkan kepedulian terhadap perkembangan dan hal-hal yang menimpa umat secara global; mengaktifkan
lagi One Day One Juz.
- Meneruskan
pengobatan dan terapi sesuai saran dokter untuk anakku dan ayahku.
- Meneruskan
perawatan gigi anak-anakku biar giginya rapi dan sehat (jangan kayak mamanya
yang telat merawat gigi,hehe).
- Mencarikan
halaqoh untuk anak gadisku.
- Mencarikan sekolah menengah atas yang bagus untuk anakku.
- Belajar
memasak makanan yang sehat. Entah bagaimana memulainya. Aku rasa, harusnya
dimulai dengan merenovasi dapur agar dapur lebih cantik (biar semangat
masaknya). Aku inginnya dapurku bergaya ala-ala shabby atau kalau tidak, ya..yang
simple (dengan tempelan kata motivasi di salah satu dinding dapur).
- Membeli
vacuum cleaner agar membantu
meringankan pekerjaanku mengusir debu dari rumah yang membuat alergi anakku
kambuh. Rumah harus bersih setiap hari, setiap saat. Kalau massih ada budget,
pengen juga memperbaharui karpet di ruang tengah yang sudah mulai robek.
- Menata
ulang kamar anakku yang kembar agar lebih gampang dipel dan dibersihkan setiap
hari. Perabot yang tidak perlu pun disingkirkan. Ini terkait dengan agenda
mengepel karena mengepel adalah agenda wajib tiap hari. Hidup mengepel!
- Membeli
timbangan berat badan untuk mengontrol berat badan seluruh anggota keluarga
(terutama aku yang mulai ditanya orang “Berapa bulan?” – sangkanya aku hamil,
efek perut membesar).
- Mengurangi
parfum karena anakku bisa saja alergi parfum.
- Membongkar
lemari pakaian, mengeluarkan yang harus dikeluarkan (agar bisa diizinkan suami
beli yang baru, hehe).
- Membelikan
anakku tenda baru yang lebih kecil.
- Mencarikan
tempat les untuk anak-anakku. Sepertinya ini sudah sangat urgen. (les umum dan
agama).
- Mencoba
mesin jahit kecil yang sudah lama kubeli.
- Memiliki jadwal keluar jalan-jalan dengan suami.
- Menjalankan
olah raga rutin tiap pekan/ syukur kalau bisa ikut kelas senam.
- Membeli lipstik baru.
- Mengulang
kursus menyetir dan mengurus SIM A (menurut ayahku, aku harus mengulang!)
Dalam Pekerjaan/Karierku, aku ingin:
- Menulis
3 artikel ilmiah untuk 3 jurnal
- Memperbaiki
RPS sesuai buku terbaru dan mengacu profil lulusan
- Menyusun
perangkat pembelajaran baru
- Menyusun
bahan ajar
- Mempelajari
bahasa Inggris
- Mengajar
di kampus lain agar ilmuku tidak stag.
Dalam Dunia Tulis-Menulisku (Sastra), aku ingin:
- Memaafkan
kesalahan orang-orang yang telah melukai hatiku di dunia sastra (walaupun masih
luka, tetap berkarya).
- Membeli
beberapa buku sastra.
- Menyunting
puisi-puisi di laptop, mencari dan menghubungi editor, proses menerbitkan
kumpulan puisiku.
- Menulis
esai untuk dikirim ke media.
- Membenahi
rumah mayaku- Tatirah, mendisiplinkan diri kembali untuk mengisi Tatirah dengan
tulisan berkualitas tinggi agar tidak memalukan menjadi member of Female
Banjarmasin Blogger (FBB).
- Menyeriusi
draft novel. Harus serius. H-A-R-U-S.
- Mencoba
menulis di Wattpad. (ini ikut-ikutan anakku saja sebenarnya).
Nah, demikian resolusiku. Adakah
yang sama dengan resolusimu? Jangan-jangan kita bisa kerja bareng? Yuuk…
hubungi aku ya! [Nai].
Semangat ka buat resolusinya. Ulun jua handak nulis fiksi lagi tahun depan. Kalau soal lipstik bisa tanya rima atau Vina. Hehe
BalasHapusMari Antung kita nulis fiksi lagi. Iya nah. Bosan dah dengan warna lipstik yg kupakai ni. Hdk warna lain lagi. Nunggu Rima komen di sini. Haha.
HapusKeren sekali bu resolusinya. Jujur, piyan ini termasuk salah satu rule mode ulun dalam hidup. Masih ingat piyan yg pertama kali nyuruh ulun buat bikin blog. And its work! Ulun mulai merasa hidup kembali dan berevolusi ditahun ini berkat ngeblog. Semoga tahun depan lebih baik. Semoga resolusi 2018 pyn bisa tercapai semua ya bu.. Amiin..
BalasHapusAlhamdulillah its work! Tidak ada hal yang paling menyenangkan selain melihat saran kita berguna buat orang lain. Terus kreatif ya Wind.
HapusTerima kasih sudah berkunjung yaa
BalasHapusMba nai, resolusi nya keren banget. Semangat mba nai. Mba nai beli lipstik baru nya di os aya aja 😂😂😂
BalasHapuswww.Aya-Khairiah.BlogSpot.co.id
Seriusan nih ay? Merk ap aja adanyA
HapusSeriusan nih ay? Merk ap aja adanyA
HapusWah targetnya banyak..semoga semua tercapai. Aku serasa ikut bersemangat mengejarnya padahal bukan list ku. Hahaha.. Sehat2 terus bapak.. Proud of you mbaaaa
BalasHapusTerima kasih mbak Ruli. Saling menyemangati yaaa.
HapusTerima kasih mbak Ruli. Saling menyemangati yaaa.
HapusWah banyak banget resolusi mba nay, moga semuanya bisa tercapai yaa hhi..
BalasHapusbtw, masalah gigi anak mba emang penting bgt ituu setujuu enyy hhi.
www.enychan.com
Urusan gigi sama dengan tambah anggaran rumah tangga lho :)
HapusSemangay buat resolusinya.. semoga tercapai dan istiqomah...
BalasHapusSehat sekeluarga..
Kalo sehat mau ngapain juga enak.. hehehe..
Betul banget Mbak Mitha. Sehat pangkal bahagia. Kaya iklan apa lah ini?
HapusBaru pertama ini berkunjung ke blog Bu Nai, saya terkesan. Tapi kenapa harus pernah say good bye dengan dokter Bu? *loh jadi kepo. Tapi apapun luka di masa lalu semoga Alloh ganti dengan yg lebih baik ya Bu. 2018,you are our turn! *BismiLlaah
BalasHapusCeritanya panjang Mbak Latifika. Hehe:)
HapusAku suka Korea, apakah aku juga masih abege kayak anaknya mbak nai. Hihi
BalasHapusAi, bisa jadi Rima. Hehe
HapusOdoj itu resolusi paling kece, sekaligus paling berat mbak. Sukses ya... ^^
BalasHapusBtw, wattpadnya apa nih, aku sering baca-baca disana mba. Sekalian aja mampir. Hehe
Betul mbak Leha. Odoj kece juga beratt.dulu pernah dah. Sempat off. Wattpad ku baru. Belum keisi.hehe
HapusWahhh, keren Mba Nai resolusinya banyak dan sangat detail. Apapun resolusinya ya Mba semoga akhir tahun 2018 bisa mencapai target. Aamiin....
BalasHapusFollback blog aku Mba, aku udah follow hihihi
Amin yra. Oke baiklah Fatimah. Cuss
Hapussabar ya mbak... semoga ada hikmah dari setiap kejadian, dan semoga resolusi tahun depan bisa terwujud
BalasHapusAmin yra. Trims mbak Retno. Sama sama sal8ng mendoakan kita yaa.
HapusAmin yra. Trims mbak Retno. Sama sama sal8ng mendoakan kita yaa.
HapusWah, kerennya Mbak Nai resolusi pian. Ulun jadi terinspirasi dan termotivasi untuk bikin resolusi sedetail pian 😉 Sebelumnya, resolusi ulun umum banget dan terkesan NADO, no action dream only. Semoga semuanya tercapai Mbak Nai. Sukses untuk kehidupan pribadi, keluarga, dan karirnya ya 😊
BalasHapusWah, kerennya Mbak Nai resolusi pian. Ulun jadi terinspirasi dan termotivasi untuk bikin resolusi sedetail pian 😉 Sebelumnya, resolusi ulun umum banget dan terkesan NADO, no action dream only. Semoga semuanya tercapai Mbak Nai. Sukses untuk kehidupan pribadi, keluarga, dan karirnya ya 😊
BalasHapusTerima kasih Rindang. Semoga kamu juga sukses ya ��
Hapus