Prolog
Perkembangan dan kemajuan teknologi seakan mengepung kita dari berbagai
sudut atau bidang kehidupan, siapapun dan sebagai apapun kita hari ini. Tidak
dapat dielakkan lagi, gemuruh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tidak
hanya menawarkan berbagai perubahan kepada kita tetapi juga menuntut banyak hal
kepada kita untuk bisa survive di
dalamnya. Ketika kita hanya bisa diam memandangi segala yang terjadi di sekitar
kita, bukan tidak mungkin nantinya yang akan berlaku adalah kita tenggelam dan
ditinggalkannya.
Sebagai perempuan, era digital merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa
diabaikan salah satunya. Pada satu sisi, kemajuan teknologi dan digitalisasi
berbagai hal memberikan banyak peluang dan kemudahan hidup bagi kita dengan
berbagai ide-ide kreatifnya. Misalnya betapa digitalisasi itu menjadikan alur
keseharian kita sebagai perempuan menjadi lebih efektif dan efisien dengan
bantuan teknologi. Akan tetapi di sisi lain, ia juga membawa peluang suburnya
hal-hal negatif yang akan memberi dampak buruk bagi kita. Berbagai penelitian
menyebutkan perkembangan dan kemajuan teknologi di era digital dapat memberikan
dampak buruk bagi manusia, sebut saja hal-hal semacam kecanduan gawai,
kecanduan game, rusaknya berbagai
hubungan keluarga, perubahan emosi yang cenderung ke arah labil, serta masih
banyak hal negatif lainnya.
Yang menjadi PR besarnya adalah bagaimana kita sebagai perempuan bisa tetap
survive di era digital seperti
sekarang. Bagaimana kita tetap bisa menikmati kemajuan teknologi tanpa dihantui
rasa takut terhadap dampak buruk yang juga tersimpan di sebaliknya. Untuk
mengerjakan semua PR itu tentu kita harus menjadi perempuan cerdas.
Tantangan Perempuan di Era Digital
Ada banyak tantangan yang akan kita hadapi sebagai perempuan di era
digital. Digitalisasi sebagai sebuah proses maupun sebagai sebuah produk tidak
begitu saja hadir di tengah-tengah kita. Ada efek sertaan atau ikutan yang
selalau ada tanpa bisa kita abaikan.
Tantangan pertama adalah suatu keadaan yang saya sebut sebagai shocking technology. Tidak sedikit di antara kita mengalami suatu
keadaan mendadak teknologis. Ketika
kita kurang siap dan kurang cerdas menghadapinya, kita bisa jadi tidak mendapat
banyak sisi positif, sebaliknya malah lebih banyak mendapat sisi negatif. Shocking technology yang dimaksud adalah
suatu keadaan ketika kita mengalami hal-hal buruk dan tidak seimbang dalam
hidup sebagai akibat kemajuan teknologi. Beberapa contohnya yaitu: lebih banyak
waktu terbuang untuk bermain game online; lebih banyak memegang gawai daripada
mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting dan bermanfaat; terlalu banyak
hal tidak penting dan tidak layak menjadi konsumsi publik yang di-share ke
dunia maya; menjadikan kegiatan online
di dunia maya lebih utama dibanding pekerjaan lain/primer seperti makan, minum
dan tidur.
Solusi:
Untuk itu, kita sebagai perempuan harus cerdas menimbang dan memilah kapan
dan bagian mana dari kemajuan teknologi yang bisa kita pakai dan membantu
pekerjaan kita. Kita yang harus menguasai teknologi bukan teknologi yang
menguasai kita. Kita sebagai perempuan misalnya, bisa membangun perekonomian
keluarga dari rumah, membangun bisnis dengan tidak meninggalkan tugas utama
kita sebagai seorang ibu.
Tantangan kedua adalah dalam hal komunikasi. Tidak saja kita akan mengalami misscommunication dengan orang-orang di
sekitar, bahkan lebih dari itu, mungkin saja kita akan lost contact dari orang-orang terdekat. Kita tentu tidak asing
dengan kalimat “Mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat” sebagai salah
satu dampak kemajuan teknologi di bidang informatika dan telekomunikasi. Hari ini sering kita jumpai
orang-orang duduk dan bersama dalam satu meja tetapi mereka tidak saling
bertegur sapa; mereka tidak saling berkomunikasi. Mereka masing-masing sibuk
dengan gawainya, entah berselancar di dunia maya, bermain game atau sekadar
ngobrol dalam sebuah grup di media sosial yang tidak jauh lebih penting
daripada percakapan di dunia nyata.
Solusi: Tidak ada yang terbaik yang bisa kita lakukan selain memulainya dari diri
kita sendiri dan dari rumah kita sendiri. Kita harus cerdas menentukan mana
komunikasi yang lebih penting di antara hubungan-hubungan komunikasi yang kita
anggap sangat penting.
Salah satu hal lagi yang
Tantangan ketiga adalah kemungkinan hidup dalam Kepura-puraan.
Siapakah diri kita yang sesungguhnya hari ini? Sebagai siapa kita dikenal
oleh kawan-kawan kita, keluarga kita, rekan kerja kita, bahkan mungkin
rival-rival atau musuh-musuh kita? Berapa persen kejujuran tentang kita yang
kita sajikan dalam akun media sosial kita? Tidakkah kita menulis dengan niat
jaim (jaga image) semata atau pencitraan belaka atau jangan-jangan kita pun
terlalu berlebihan meng-ekspose kelemahan kita serta aib-aib kita? Foto-foto
editan yang hanya menampilkan wajah tercantik kita, tidakkah itu sebuah
kebohongan yang suatu saat menjadi bumerang bagi kita.
Hari ini, berapa banyak orang menilai kita hanya dari status-status di akun
medsos? Baik buruknya kita dinilai dari status dan postingan kita di media
sosial. Tidakkah itu menakutkan? Seberapa besar orang memahami pribadi kita
yang sesungguhnya sebagai suatu individu?
Solusi: mulai sekarang kita harus lebih cerdas memilih mana yang layak kita
posting dan mana yang sebaiknya hanya tersimpan di galeri hp kita. Jika kita
bingung, bertanyalah pada hati kecil sebelum kita memposting sesuatu. Terkait dengan komunikasi dalam keluarga, memanfaatkan teknologi adalah sebuah keharusan. Jangan sampai kita kehilangan moment penting dengan anggota keluarga hanya karena kita tidak bisa mengakses akun-akun mereka.
Mengapa tidak mencoba membuat grup keluarga misalnya.
|
grup seorang ibu bersama anak-anaknya |
Langkah kecil biar
tetap cerdas dan cantik
Di era digital, pertemanan sudah lintas ruang dan waktu. Seperti itulah
yang dialami oleh para perempuan yang tergabung dalam Female Blogger of Banjarmasin (FBB). Sebuah komunitas bloger yang
tahun ini secara resmi berusia 2 tahun. Di tahun keduanya ini, FBB bekerja sama
dengan Iwita untuk melakukan sebuah upaya untuk menjadi perempuan yang lebih
cerdas di era digital. Indonesia Women Information Technology Awareness (IWITA)
merupakan organisasi berbadan hukum untuk mencerdaskan perempuan Indonesia
melalui Teknologi Informasi.
Perempuan akan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Kecerdasan ibu akan menjadi
bekal meraih kebahagiaan anak-anaknya, sebaliknya kebahagiaan anak-anak akan
menjadi alasan bagi ibu untuk tetap cerdas dalam hidupnya.
Iwita hadir dengan visi terwujudnya perempuan Indonesia tanggap teknologi
informasi melalui advancement, learning, impelentation dan socialization
sehingga perempuan dapat berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
Indonesia dan membentuk generasi bangsa yang beraklak mulia dan berprestasi. Berbagai
kegiatan diadakan oleh Iwita, salah satunya adalah Gerakan kesadaran literasi
digital.
Tentu bukan sesuatu yang berlebihan jika para member FBB pun berharap bisa
berperan serta sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Iwita.
Selamat ulang tahun yang kedua FBB. Semoga meraih impian dan harapan di tahun
berikutnya.
Epilog
Siapapun kita di luar sana yang hingar-bingar,
kita tetaplah seorang perempuan di dalam keheningan jiwa kita.[]
setuju bgt mbak dengan berbagai tantangan er digital.semoga kita cerdas menyikapinya
BalasHapusEpilognya jleb banar Mba Nay. Dasar mantap kalo seniman ni berkata-kata lah.
BalasHapusPerempuan tetaplah perempuan, tonggak peradaban dunia yang harus selalu cerdas.
Setidaknya menguji ketangkasan jua antara supaya masakan tidak gosong dengan keasikan ngeblog hehe..
BalasHapusMba Nai sendiri menurut ulun adalah salah satu sosok perempuan zaman now yg sukses memanfaatkan teknologi. Berkembang sesuai zaman adalah tuntutan yg harus dipenuhi oleh wanita modern.
BalasHapusNah bener banget sih mbak, orang-orang yg shocking Technology rata-rata yg aku temuin memang pada megang hp terus dan seakan-akan dunia nyatanya cuma ada hp.
BalasHapusEpilog nya nusuk banget mbak disini ❤
BalasHapusBetul mbak, kita harus cerdas. jangan mau semakin cerdasnya teknologi malah buat kita bodoh huhu
BalasHapusBlogger dan It ga bisa di pisahkan karena perkembangan IT adalah nyawa nya para blogger. Ga ada artinya blogger tanpa internet. Seneng banget ada iwita yang mendukung penuh kegiatan para blogger
BalasHapusBtl jg teknologi skrg bs jd pisau bermata dua.. Kdg suka miris jg liat org yg addicted bgt sm hp n sosmed lalu mengabaikan kehidupan nyatanya. Senengnya itu akhirnya dpt komunitas yg bs menjadikan teknologi menjadi sarana produktif seperti FBB. Sukses terus FBB dan IWITA.
BalasHapusShocking Technology itu benar-benar jadi fenomena di zaman sekarang, nggak heran kalau sudah diklasifikasi menjadi bagian penyakit. Semoga kita para Ibu dan Perempuan bisa memakainya secara positif dan mengajarkan hal2 baik dari teknologi informasi dan komunikasi pada mereka generasi selanjutnya :)
BalasHapusDi era teknologi ini memang banyak sekali tantangannya. Itu lah tugasnya IWITA supaya wanita Inndonesia bisa menangani tantangan di era serba canggih ini
BalasHapus