Prolog
Cerita rakyat, dongeng, hikayat dan sejenisnya, selain menghibur selalu
membawa pesan-pesan penting untuk masyarakat di berbagai masanya. Sebagaimana
menurut teorinya, seni sastra yang baik selalu memuat dua hal sekaligus, ia
menghibur sekaligus mendidik. Siapa yang tak kenal dongeng klasik Aladdin dan lampu ajaibnya yang
merupakan bagian dari kisah 1001 Malam? Dongeng itu, difilmkan kembali tahun
ini (2019) disutradarai oleh Guy Ritchie yang menulis skenarionya bersama John August berdasarkan Aladdin-nya Disney. Mungkin ada yang berpikir untuk apa dongeng yang kisahnya sudah
diketahui oleh seisi dunia itu difilmkan. Seperti biasa, film-film Walt Disney
selalu memberikan sesuatu yang baru untuk penontonnya.
|
sumber:internet |
Meski diangkat dari kisah dongeng pengantar tidur, yang pada umumnya untuk
konsumsi anak-anak, film ini kurang cocok ditonton oleh anak-anak. Di bagian
awal film ini pun dicantumkan bahwa tayangan tersebut untuk usia di atas 13
tahun. Pemberian kategori tersebut bukan hanya karena ada adegan ciuman di
dalamnya tetapi juga karena tema dan pesan yang diusungnya cukup berat bagi
anak di bawah usia 13 tahun.
Jika selama ini masyarakat mengenal Aladdin sebagai tokoh sentral, itu
tidak berlaku di film ini. Dalam film ini Aladdin, sang jin dan Putri Jasmine
mendapat tempat yang sama. Bahkan jika kita melihat perspektif pesan-pesan yang
disampaikan dalam film ini, maka sesungguhnya kisah ini tentang Jasmine, lebih
tepatnya tentang seorang perempuan.
***
Tersebutlah seorang pemuda miskin yang baik hati bernama Aladdin (dimainkan oleh Mena Massoud). Aladdin hidup
sebatang kara di sebuah gubuk sederhana. Ia ditemani seekor monyet bernama Abu.
Aladdin menghidupi dirinya dengan cara mencuri dan menipu. Trik-trik Aladdin
bersama monyetnya di luar dugaan lawan-lawannya. Pertemuan pertamanya dengan
Putri Jasmine adalah ketika sang putri menyamar menjadi rakyat biasa dan
berjalan-jalan di luar istana. Putri Jasmine tidak tega melihat orang miskin,
ia mengambil roti milik seorang pedagang dan memberikannya pada orang msikin
yang kelaparan. Perbuatannya diketahui oleh pemilik roti. Mereka terlibat perseteruan.
Aladdin membantu sang putri dengan trik-triknya. Kelihaian dan trik inilah yang
kemudian membawa nasib Aladdin ke istana.
Kelihaian Aladdin dimanfaatkan oleh Jafar, perdana mentri yang ingin
merebut tahta sultan dengan berbagai cara. Jafar memerintahkan Aladdin
mencarikan lampu minyak ajaib yang sudah lama diidamkannya. Ia membawa Aladdin
ke suatu tempat dan menjelaskan segalanya. Aladdin harus membawa lampu keluar
dari tempat rahasia tersebut tanpa membawa benda lain yang sangat menggiurkan di
sana.
Singkat cerita, Aladdin lah yang akhirnya menjadi pemilik lampu dan menjadi
tuan bagi jin yang ada dalam lampu. Sampai pada bagian Aladdin menjadi
pangeran, kisah karpet ajaib, dan tiga permintaan, cerita masih sejalan dengan
versi dongeng sebelumnya. Tentu saja akan lebih banyak hal istimewa kamu dapatkan jika menontonnya langsung. Indahnya film ini dari sisi kolosal, teatrikal dan
musikal sudah tidak diragukan lagi.
Akan tetapi bukan Walt Disney jika filmnya biasa saja. Inilah beberapa hal
berharga dalam film Aladdin 2019 yang sayang untuk dilewatkan versi Tatirah.
Putri Jasmine (:perempuan)
yang visioner, fighter, dan penuh
percaya diri
Dalam film Aladdin 2019, Putri Jasmine diperankan oleh Naomi scott mengemban karakter perempuan yang
sangat kuat meski ia sangat dimanja dan dilayani oleh laki-laki dalam
lingkungan kesehariannya. Sayangnya, pelayanan tersebut menuntut ia membayarnya
dengan hal yang tidak sepadan. Ia harus diam, duduk manis, tidak boleh
menyatakan pendapat karena satu alasan: karena ia perempuan. Secara tersirat maupun tersurat, film ini menunjukkan
keberpihakannya pada perjuangan perempuan yang terkungkung dalam tradisi
patriarki. Berbeda dengan perempuan lain di negerinya, Agrabah, Jasmine sangat visioner, fighter dan penuh percaya
diri. Ia ingin melakukan banyak hal, ia ingin berjuang untuk rakyatnya. Ia rajin
membaca buku, mempelajari segala hal, dan melakukan survei ke lapangan dengan
menyamar. Ia ingin menjadi penerus ayahnya, yakni menjadi sultan. Satu hal yang
tidak mungkin terwujud di negerinya. Peraturan telah ditetapkan sekian lama,
bahwa perempuan tidak boleh dan tidak akan bisa menjadi sultan/pemimpin di
negeri Agrabah.
Akan tetapi, Jasmine sangat percaya diri, ia yakin bisa menjadi penerus
ayahnya karena ia sudah mempelajari banyak hal. Jasmine juga tidak menyerah
bahkan ketika Jafar mengatakan tidak cukup belajar dari buku. Pun ketika
ayahnya sendiri yang mematahkan cita-citanya. Jasmine membuktikan keyakinannya
dengan keterampilannya membaca situasi dan peluang. Jasmine menunjukkan
kecerdasan dan kemampuannya dalam memimpin di saat rakyatnya dalam situasi
genting dan saat situasi mengancam jiwa ayahnya sendiri. Setelah sempat
dibungkam oleh para lelaki tersebut, Jasmine melakukan perlawanan. Hal ini
digambarkan dengan apik secara musikal oleh Walt Disney. Soundtrack “Speechless”
yang dinyanyikan oleh pemain Jasmine, betul-betul mewakili perjuangan Jasmine.
Jasmine berhasil merebut logika dan perasaan Hakim yang sempat berbalik
menjadi pengikut Jafar. Sebagai laki-laki yang logika dan perasaannya telah
dikuasai oleh Jasmine, Hakim menjadi sosok yang adil dan terbuka pikirannya. Tidak
tanggung-tanggung, detik itu juga Hakim memanggilnya dengan sebutan Sultan. Detik
itu pula sang ayah tersadar dan mengakui eksistensi Jasmine sebagai
penggantinya. Adegan ini adalah salah satu adegan yang wajib ditonton dan dihayati oleh para perempuan yang sedang berjuang memperjuangkan mimpinya.
Jujurlah pada Diri Sendiri
Sebelum Memutuskan untuk Mencintai
Dalam film ini, Aladdin dikisahkan sempat terjebak untuk melakukan
kebohongan tentang jati dirinya. Cinta dan kecantikan Jasmine sempat membutakan
mata dan hati Aladdin. Berkali-kali Jin mengingatkan Aladdin untuk jujur dan
berterus terang pada Jasmine. Beberapa dialog tentang hal ini cukup berhasil
menyentuh emosi penonton. Jika mereka datang untuk mencari sisi romantis dalam
film ini, bagian inilah yang memenuhi harapan tersebut. Sebenarnya, Aladdin
tidak sedang menipu Jasmine atau siapapun. Aladdin sedang menipu dirinya
sendiri. Ia kehilangan jati dirinya. Hal klasik, hal utama dalam rumus segala
hubungan di muka bumi ini adalah jujurlah pada diri sendiri, jujurlah sebelum
mencoba menjalin hubungan, jujurlah sebelum memutuskan untuk mencintai. Bahkan sebelum
kau mengatakan dan memutuskan bahwa kau tidak mencintai seseorang pun, kau
harus jujur pada dirimu sendiri.
Persahabatan selalu Menjadi
Hal Paling Indah dalam Kisah Apapun
Persahabatan selalu menjadi hal paling indah dalam kisah apapun dan
manapun. Tidak terkecuali dalam film Aladdin 2019. Persahabatan antara Aladdin
dengan Jin biru lampu ajaib melanggar pakem hubungan tuan dan jin dalam
dongeng-dongeng lampu ajaib. Dalam film ini, Jin biru tidak hanya melayani
Aladdin sebagai tuan, tetapi jauh melebihi hal tersebut, kebaikan hati dan
kepolosan Aladdin akhirnya membuat ia dan sang jin menemukan chemistry dan menjalin pertemanan yang
sangat indah. Will Smith (sebagai jin) membawakan peran ini dengan sangat baik, seperti acting-actingnya di film sebelumnya.
Persahabatan pula yang melandasi pilihan Aladdin dalam menyebutkan permintaan terakhirnya. Yang menontonnya pakai hati, pasti
membutuhkan tissue saat menonton film ini.
Epilog
Film ini bagus ditonton bersama teman terbaikmu, sahabat dekatmu, agar kamu lebih
baik lagi menjalin persahabatan. Kalau kau berani, ajaklah orang-orang yang
tidak menghargai makna persahabatan, siapa tahu hatinya sedikit terbuka untuk
mengerti arti pentingnya seorang sahabat.[] Nai, Juni 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar