PENDAHULUAN
Kemajuan zaman terutama di bidang teknologi menambah variasi cara dan
bentuk dalam kegiatan bertukar informasi. Saat ini orang berkomunikasi lebih
murah dan cepat melalui SMS, MMS, surat
elektronik, dan berbagai situs jejaring sosial. Hal tersebut membuat tradisi
berkirim surat
menjadi seakan kurang penting. Sebenarnya jika dicermati keberadaan surat sebagai sarana
komunikasi masih penting dan pada hal-hal tertentu tidak bisa digantikan dengan
sarana yang lain.
Selain sebagai sarana komunikasi surat
juga memiliki fungsi yang lainnya yaitu sebagai alat bukti tertulis, bukti
historis, alat pengingat, dan tuntunan kerja (misalnya surat
keputusan, surat penunjukan atau surat instruksi). Surat dapat menjadi bentuk
komunikasi yang efektif dapat pula tidak. Untuk itu diperlukan pengetahuan
tentang menulis surat
yang baik dan benar.
A. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa
dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulisan sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah, mampu bersikap
positif terhadap bahasa Indonesia.
B. Kompetensi
Dasar
Setelah mengikuti perkuliahan ini
diharapkan mahasiswa dapat:
1. membedakan jenis-jenis surat.
2. mengidentifikasikan syarat-syarat surat resmi yang baik.
3. mengidentifikasi bagian-bagian surat resmi.
4. menyusun sebuah surat resmi.
5. mengidentifikasikan ciri-ciri karya ilmiah.
6. membedakan jenis-jenis karya ilmiah.
7. menerapkan langkah-langkah penyusunan karya
ilmiah.
8. menyusun sebuah karya ilmiah sederhana berdasarkan
komponen dan bahasa ilmiah yang telah ditentukan.
C. Kegiatan Belajar 1
1. Jenis-jenis Surat
Berdasarkan isinya,
surat dapat dibedakan atas surat
pribadi, surat dinas dan surat dagang.
Surat pribadi
adalah surat yang
berisi hal-hal pribadi. Surat
pribadi biasa ditujukan kepada keluarga, teman, sahabat, kenalan. Surat ini biasanya
menggunakan ragam akrab dan santai.
Surat dinas
adalah surat
yang berisi masalah kedinasan. Surat
ini dikeluarkan oleh instansi pemerintah. Karena bersifat resmi, surat ini memakai ragam
bahasa resmi. Contoh surat ini yaitu surat keputusan, surat
instruksi, surat tugas, surat edaran, dan sebagainya.
Surat dagang adalah
surat yang
berisi masalah perdagangan. Surat ini disebut
juga surat niaga.
Contoh surat dagang di antaranya surat permintaan, surat
penawaran, surat tagihan dan surat pengiriman barang.
Berdasarkan sifat
pengamanannya, surat dapat dibedakan menjadi
surat sangat rahasia, surat
rahasia dan surat
biasa.
Surat sangat rahasia berisi hal-hal yang
sangat penting berupa dokumen/naskah yang berhubungan dengan rahasia keamanan
negara.
Surat rahasia adalah
surat yang
isinya tidak boleh diketahui oleh orang lain yang tidak berhak.
Surat biasa
adalah surat
yang berisi masalah biasa yang jika diketahui oleh orang lain tidak akan
merugikan pihak lembaga atau diri yang bersangkutan.
2. Syarat-syarat
Surat Resmi yang Baik
Surat
yang baik menurut Soedjito dan Solchan (2001:3) haruslah memenuhi syarat
penyusunan sebagai berikut:
a.
Surat disusun dengan
teknik penyusunan surat
yang benar.
b.
Isi surat
harus dinyatakan secara ringkas, jelas dan eksplisit.
c.
Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/baku
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain itu
bahasa surat
harus efektif.
d.
Memahami kedudukan masalah yang dikemukakan.
e.
Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
masalah itu
f.
Mengetahui posisi dan bidang tugasnya
g.
Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketatausahaan.
3. Bagian-bagian Surat Resmi
Surat resmi terdiri atas:
a. Kepala surat
Kepala
surat
menunjukkan resminya sebuah
surat.
Kepala
surat merupakan alamat (identitas)
pengirim
surat.
Contoh:
b. Nama, tempat dan tanggal
Tanggal surat bisa diketik di
sebelah kiri atas dan kanan atas. Angka tahun maupun nama bulan hendaknya
dituliskan utuh jangan disingkat.
Contoh:
13 Oktober
2011
23 Agustus
2012
11 September
2013
c. Nomor surat
Nomor surat
menunjukkan kapan surat
dikirimkan. Nomor surat
memudahkan pengarsipan. Setiap instansi memiliki kode-kode suratnya.
d. Lampiran
Lampiran berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain.
Misalnya bersama surat yang dikirimkan
disertakan pula surat-surat lain seperti fotokopi ijazah, surat
berkelakuan baik, dan surat
sehat.
e. Hal/perihal
Hal atau perihal menunjukkan isi atau inti surat secara singkat.
Contoh penggunaan nomor, lampiran
dan hal dapat dilihat berikut ini.
Nomor : 334/14.11/BS/2013
Lampiran : Jadwal
Kegiatan
Hal
: Dialog Bahasa Daerah se-Kalimantan
f. Alamat
Alamat surat
ada dua macam, yaitu alamat pada dalam surat
maupun alamat luar (pada amplop). Alamat
dalam menyebutkan berturut-turut nama orang/ nama jabatan, nama jalan dan
nomor rumah/ gedung dan nama kota.
Nama orang sebaiknya ditulis dengan teliti sesuai dengan yang biasa ditulis
oleh pemiliknya. Di depan nama orang/ jabatan ditulis ungkapan Yang terhormat (Yth) sedangkan kata Kepada tidak perlu dituliskan karena
tanpa kata kepada sudah jelas kepada
siapa surat
ditujukan. Nama kota
tidak perlu didahului kata depan di.
Contoh:
Yth. Direktur Politeknik
Negeri Banjarmasin
Jalan Brigjen Hasan Basry
Kayutangi
Banjarmasin
g. Salam pembuka
Salam pembuka yang biasa dipakai dalam surat resmi adalah Dengan hormat. Salam pembuka menggunakan
Assalamualaikum Wr.Wb dipakai secara
khusus antara kantor/ lembaga yang berhubungan dengan agama Islam.
h. Isi surat
Pada umumnya, isi surat ada tiga, yaitu pembukaan, isi (pokok),
penutup. Kalimat yang digunakan pada pembukaan hendaknya ditulis sesuai dengan
maksud surat
tersebut ditulis. Karena ia bersifat mengantarkan, pembuka haruslah menarik
perhatian pembaca.
Contoh:
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan Seminar Bahasa
Banjar se-Kalimantan Selatan 24 Oktober 2013, kami mengundang Saudara sebagai
narasumber dalam kegiatan tersebut.
Isi (pokok) surat
hendaknya ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sederhana,
sopan dan jelas. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Jangan
menggunakan singkatan atau akronim-akronim yang tidak jelas karena bisa
mengaburkan makna surat
dan menimbulkan kesalahpahaman.
Penutup surat merupakan
simpulan atau pengunci surat.
Umumnya berisi ucapan terima kasih. Misalnya, atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Penggunaan
enklitis –nya tidak tepat digunakan karena –nya adalah bentuk terikat orang ketiga
tunggal. Jadi, kalimat atas perhatiannya…
tidak tepat digunakan.
i. Salam penutup
Salam penutup surat
resmi lembaga pemerintahan menyebutkan nama jabatan, tanda tangan, nama terang
dan nomor induk pegawai.
Contoh:
Hormat kami
a.n. plt.
Kepala,
Kepala
Subbagian Tata Usaha
Syamsuddin,
S.Pd.
NIP
196504061986011001
j. Tembusan
Tembusan dibuat jika isi surat
yang dikirimkan kepada orang yang dituju (sebenarnya) perlu diketahui juga oleh
pihak lain yang memang ada hubungannya dengan isi surat tersebut. Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke atas dengan
komponen Nomor, Lampiran dan Hal.
D. Rangkuman
1.
Jenis-jenis surat
berdasarkan isinya surat dapat dibedakan atas surat pribadi, surat resmi
dan surat
dagang. Berdasarkan sifat keamanannya, surat
terdiri atas surat sangat rahasia, surat rahasia dan surat
biasa.
2.
Syarat-syarat
surat
resmi yang baik menurut Soedjito dan Solchan (2001:3) adalah sebagai berikut.
a.
Surat disusun dengan
teknik penyusunan surat
yang benar.
b.
Isi surat
harus dinyatakan secara ringkas, jelas dan eksplisit.
c.
Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/baku
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain itu
bahasa surat
harus efektif.
d.
Memahami kedudukan masalah yang dikemukakan.
e.
Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
masalah itu
f.
Mengetahui posisi dan bidang tugasnya
g.
Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketatausahaan.
3.
Bagian-bagian surat
resmi adalah
a.
Kepala
b.
Nama tempat dan tanggal
c.
Nomor
d.
Lampiran
e.
Hal
f.
Alamat
g.
Salam pembuka
h.
Isi
i.
Salam penutup
j.
Tembusan
E. Latihan dan Tugas
1.
Sebutkan jenis-jenis surat!
2.
Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat surat resmi yang baik!
3.
Susunlah sebuah surat
resmi!
F. Daftar Pustaka
Sutojo, Siswanto dan Michael Setiawan. 2003. Komunikasi Bisnis yang Efektif. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
Soeparno dkk. 2001. Bahasa
Indonesia untuk Ekonomi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Soedjito dan Solchan TW. 2001. Surat-Menyurat
Resmi Bahasa Indonesia. Bandung:
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar